Misogini Ekstrem akan Digolongkan Sebagai Terorisme di Bawah Rencana Baru Pemerintah Inggris
RIAU24.COM - Pemerintah Inggris di bawah rencana barunya untuk memerangi radikalisasi akan memperlakukan misogini ekstrem sebagai terorisme, menurut beberapa laporan media.
Pemerintah Partai Buruh bermaksud untuk mengatasi kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan dengan cara yang sama seperti ekstremisme Islamis dan sayap kanan.
Menteri Dalam Negeri, Yvette Cooper, telah memerintahkan peninjauan kembali strategi kontra-terorisme untuk mengatasi masalah ini karena panduan saat ini mungkin terlalu sempit dalam pandangannya.
"Sudah terlalu lama, pemerintah telah gagal mengatasi peningkatan ekstremisme, baik secara online maupun di jalanan kita, dan kita telah melihat jumlah anak muda yang diradikalisasi secara online tumbuh. Hasutan kebencian dari segala jenis akan mematahkan dan merusak struktur komunitas dan demokrasi kita," kata Cooper seperti dikutip oleh The Telegraph.
"Tindakan melawan ekstremisme telah dilubangi dalam beberapa tahun terakhir, tepat ketika seharusnya sangat dibutuhkan," tambahnya.
Menurut anggota parlemen dari Partai Buruh, tinjauan itu akan membantu mengidentifikasi kesenjangan dalam kebijakan yang ada yang perlu ditangani untuk menghukum mereka yang menggunakan keyakinan berbahaya dan penuh kebencian.
"Pekerjaan itu akan mendukung pendekatan strategis baru untuk melawan ekstremisme dari pemerintah, bekerja sama dengan masyarakat untuk membangun konsensus dan dorongan untuk rencana kami," ucap Cooper.
Tinjauan tersebut diharapkan akan selesai akhir musim gugur ini dan akan diresmikan oleh Departemen Dalam Negeri tahun depan.
Peningkatan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan
Rencana pemerintah untuk menjuluki misogini pada tingkat yang sama dengan terorisme muncul setelah laporan oleh Dewan Kepala Kepolisian Nasional (NPCC) tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan (VAWG) menyatakan itu adalah keadaan darurat nasional.
Laporan itu mengungkapkan bahwa dua juta wanita di Inggris diperkirakan menjadi korban jika kekerasan, yang dilakukan oleh pria setiap tahun.
"Kami memperkirakan bahwa setidaknya satu dari setiap 12 wanita akan menjadi korban VAWG setiap tahun (dua juta korban) dan satu dari 20 orang dewasa di Inggris dan Wales akan menjadi pelaku VAWG setiap tahun (2,3 juta pelaku). Ini adalah perkiraan yang hati-hati karena kita tahu banyak kejahatan yang tidak dilaporkan dan dalam kepolisian kita sering hanya melihat puncak gunung es," catat laporan itu.
Laporan itu dan kepala polisi juga memperingatkan para pemuda yang diradikalisasi secara online oleh influencer seperti Andrew Tate.
(***)