Menu

Korban Tewas Gaza Tembus Angka 40.000 Jiwa, Ini Bukan Perang tapi Genosida

Zuratul 16 Aug 2024, 09:25
Korban Tewas Gaza Tembus Angka 40.000 Jiwa, Ini Bukan Perang tapi Genosida. (Screenshot from Al Jazeera)
Korban Tewas Gaza Tembus Angka 40.000 Jiwa, Ini Bukan Perang tapi Genosida. (Screenshot from Al Jazeera)

RIAU24.COM - Jumlah korban tewas di Jalur Gaza, Palestina, akibat serangan genosida Israel terus bertambah. 

Total korban tewas hingga saat ini mencapai 40.005 ribu jiwa.

Dilansir AFP, Kamis (15/8/2024), Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan setidaknya 40.005 orang tewas selama lebih dari 10 bulan Israel menyerang Gaza, yakni sejak 7 Oktober 2024.

Dalam 24 jam terakhir tercatat 40 orang tewas. Sementara, jumlah korban luka tercatat sebanyak 92.401 jiwa.

Seperti diketahui, saat ini tengah ada pertemuan untuk membahas gencatan senjata diGaza di Doha, Qatar. 

Israel akan mengirimkan sejumlah delegasi mulai dari Davide Barnea selaku Direktur Mossad dan Kepala Dinas Keamanan Israel,Shit Bet Ronen Bar.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS),Antony Blinken,memperingatkan ke semua pihak untuk tidak merusak perundingan gencatan senjata. 

Wanti-wanti dari Blinken itu disebut sebagai peringatan tersirat kepada Iran, Israel, dan Hamas.

Blinken telah melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani pada Rabu (14/8). 

Dia menyebut kedua negara telah sepakat untuk menjaga suasana kondusif selama perundingan gencatan senjata akan berlangsung.

"Tidak ada pihak di kawasan yang boleh mengambil tindakan yang akan merusak upaya untuk mencapai kesepakatan," kata pernyataan Departemen Luar Negeri AS dilansirAFP, Kamis (15/8).

"Keduanya membahas "upaya untuk meredakan ketegangan di kawasan dan pentingnya menyelesaikan gencatan senjata di Gaza," sambung pernyataan tersebut.

Blinken juga berbicara pada hari Rabu (14/8) dengan diplomat tinggi Mesir. 

Dalam beberapa hari terakhir ia juga berkonsultasi dengan Yordania, Arab Saudi dan Turki, serta Israel.

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, pada pekan lalu secara terbuka mendesak agar perundingan dimulai pada hari Kamis (15/8) untuk menghentikan konflik yang telah berlangsung selama 10 bulan.

Inisiatif ini muncul setelah Biden merasa frustrasi dengan dugaan serangan Israel di Iran yang menewaskan pemimpin politik Hamas, yang terlibat dalam negosiasi gencatan senjata. 

Amerika Serikat sejak itu mendesak Iran untuk tidak melakukan ancaman serangan balik terhadap Israel.

(***)