Menu

Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Inginkan Kesepakatan Gencatan Senjata, Mediator Memberi Tahu Israel

Amastya 13 Aug 2024, 12:34
Yahya Sinwar (kiri) dan Benjamin Netanyahu (kanan) /Reuters
Yahya Sinwar (kiri) dan Benjamin Netanyahu (kanan) /Reuters

RIAU24.COM Mediator Qatar dan Mesir dalam perang Gaza yang sedang berlangsung mengatakan kepada Israel bahwa pemimpin Hamas Yahya Sinwar menginginkan kesepakatan gencatan senjata, hanya tiga hari menjelang putaran baru pembicaraan gencatan senjata, CNN melaporkan pada hari Minggu (11 Agustus) mengutip sumber Israel.

Apakah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menginginkan kesepakatan gencatan senjata tidak pasti.

Sebelumnya, dua sumber Israel lainnya mengatakan kepada CNN bahwa sekutu Perdana Menteri Netanyahu mengatakan kepada media dan pejabat pemerintah bahwa ‘Bibi’ (julukan Netanyahu) siap untuk membuat kesepakatan, terlepas dari dampaknya pada koalisi pemerintahannya.

Namun, lembaga keamanan Israel tetap jauh lebih skeptis tentang kesediaan Netanyahu untuk mencapai kesepakatan mengingat tentangan sengit dari menteri sayap kanan dalam koalisinya.

Salah satu dari dua sumber Israel di atas mengatakan kepada jaringan bahwa tidak ada yang tahu apa yang diinginkan Netanyahu.

Hamas diragukan berpartisipasi dalam pembicaraan gencatan senjata 15 Agustus

Meskipun mediator Qatar dan Mesir mengatakan bahwa Yahya Sinwar menginginkan kesepakatan gencatan senjata, Hamas pada hari Minggu meragukan partisipasinya dalam putaran baru pembicaraan pada hari Kamis (15 Agustus).

Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengatakan pihaknya menuntut mediator untuk mempresentasikan rencana untuk mengimplementasikan apa yang mereka presentasikan kepada gerakan dan disepakati pada 2 Juli, "berdasarkan visi Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), dan untuk memaksa pendudukan untuk melakukannya, alih-alih pergi ke putaran negosiasi lebih lanjut atau proposal baru."

Mengapa sikap Hamas ini?

Mengutip para pejabat, CNN melaporkan bahwa sikap Hamas ini dipengaruhi oleh serangan Israel di kompleks kompleks sekolah Al-Tabin di Jalur Gaza yang menewaskan sedikitnya 100 orang.

Kompleks sekolah itu menampung keluarga Palestina yang mengungsi. Serangan Israel menuai kecaman internasional.

Salah satu dari dua sumber Israel di atas lebih lanjut mengatakan kepada jaringan bahwa pejabat AS menjelaskan kepada rekan-rekan Israel mereka bahwa waktu untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata sekarang adalah untuk menghindari perang regional yang lebih luas.

(***)