Menu

Anies Dinilai Kelewat Percaya Diri dengan Popularitasnya usai PKS Diisukan Gabung KIM

Rizka 10 Aug 2024, 23:37
Anies Baswedan
Anies Baswedan

RIAU24.COM Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kini menjajaki opsi kedua untuk berkomunikasi dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) setelah tenggat waktu pengusungan Anies Baswedan-Sohibul Iman berakhir pada 4 Agustus lalu.

Kabar itu mencuat setelah menyebut mantan Gubernur DKI itu gagal mencari tambahan koalisi. Anies dinilai kelewat percaya diri dengan popularitasnya.

Ketua Umum Lingkar Nusantara (Lisan) Hendarsam Marantoko memandang Anies semestinya lebih percaya diri maju sebagai calon gubernur (cagub) Jakarta melalui jalur independen atau perseorangan. Sebab, Hendarsam menilai Anies seolah tak membutuhkan partai karena pede dengan popularitasnya.

"Anies sebegitu percaya diri dengan popularitasnya, seolah tak membutuhkan partai. Bahkan paradigmanya terbalik, partailah yang butuh Anies. Jika seperti itu, harusnya Anies percaya diri maju dari jalur independen," kata Hendarsam dalam keterangannya, Sabtu (10/8).

Sekadar informasi, Lisan adalah komunitas pendukung Prabowo pada Pilpres 2024. Hendarsam menuturkan partai politik (parpol) masih memiliki banyak kader yang memiliki kapabilitas untuk menjadi kepala daerah, kader berkualitas, dan eligible. Sehingga, kata dia, partai politik seharusnya tidak butuh Anies hanya untuk menang.

Ia memandang semestinya parpol berani mengorbitkan kadernya sendiri atau setidaknya mendukung kader dari partai lain. Hal tersebut, kata dia, jauh lebih bernilai daripada mengusung individu tanpa identitas.

"Jangan biarkan ada elite yang merasa lebih besar dari partai, Anies tidak memerlukan partai dan partai juga tidak memerlukan Anies, biarkan ia berlaga dengan caranya sendiri. Itu penting untuk menguji kualitas demokrasi kita," ucapnya.

"Ini saat yang tepat untuk kita kembalikan ideologi dan identitas politik lebih bernilai dari sekadar popularitas," tambahnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, Indonesia memerlukan parpol yang bisa berperan sebagai pilar demokrasi berkualitas. 

“Ini saatnya kita kembalikan lagi peran partai politik sebagai pilar demokrasi berkualitas. Tanpa gimik, dan tanpa jebakan popularitas," imbuhnya.