Menu

Pembunuhan Pemimpin Elite Politik Hamas Bukti Kegagalan Besar Keamanan Iran!

Zuratul 1 Aug 2024, 15:56
Pembunuhan Pemimpin Elite Politik Hamas Bukti Kegagalan Besar Keamanan Iran!
Pembunuhan Pemimpin Elite Politik Hamas Bukti Kegagalan Besar Keamanan Iran!

RIAU24.COM -Para pengamat mengatakan bahwa pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, ibu kota Iran memberikan pukulan telak bagi aparat keamanan Iran.

Insiden ini disebut mengekspos kerentanan yang parah dan menunjukkan dalamnya penetrasi intelijen asing di wilayah Republik Islam tersebut.

Kelompok Hamas mengatakan bahwa Haniyeh tewas dalam serangan Israel di wilayah Iran, saat ia menghadiri upacara pelantikan presiden baru negara tersebut, Masoud Pezeshkian. 

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan Haniyeh dan seorang pengawal tewas setelah kediaman mereka di Teheran diserang rudal.

Dilansir Al Arabiya, Kamis (1/8/2024), para analis mengatakan bahwa pembunuhan tersebut mengirimkan pesan yang jelas kepada Iran dan sekutunya: mereka tidak berada di luar jangkauan Israel, bahkan di Teheran sekalipun. 

Hal itu juga menyoroti sejauh mana kemampuan intelijen Israel di dalam wilayah Iran.

Pemerintah Israel sejauh ini belum mengklaim ataupun menolak bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh.

Farzan Sabet, seorang peneliti senior di Geneva Graduate Institute, menyebut pembunuhan Haniyeh sebagai "kegagalan besar keamanan Iran," dengan menunjuk beberapa faktor di balik kerentanan Iran.

"Kerentanan keamanan-intelijen Iran kemungkinan berasal dari beberapa faktor, termasuk kondisi ekonomi yang buruk di negara itu, kerusuhan sosial dan sistem legitimasi politik yang babak belur, dan aparat keamanan yang tidak dirancang secara optimal untuk melawan ancaman asing atau tidak mampu menarik personel yang paling berbakat dan dapat dipercaya," kata Sabet kepada Al Arabiya English.

Dia mengatakan insiden ini menggarisbawahi pilihan rezim untuk mengalokasikan sumber daya keamanan-intelijen yang signifikan untuk mengawasi dan menekan warganya sendiri, yang tampaknya mengorbankan penanganan ancaman eksternal.

(***)