Menu

Menlu Israel Respon soal Ancaman Turki Bakal Gabung Perang Gaza, Sebut: Erdogan Ikuti jejak Saddam Hussein

Zuratul 29 Jul 2024, 11:51
Menlu Israel Respon soal Ancaman Turki Bakal Gabung Perang Gaza, Sebut: Erdogan Ikuti jejak Saddam Hussein. (tangkapan layat timesofisrael.com)
Menlu Israel Respon soal Ancaman Turki Bakal Gabung Perang Gaza, Sebut: Erdogan Ikuti jejak Saddam Hussein. (tangkapan layat timesofisrael.com)

RIAU24.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan pada hari Minggu (28/7), tampaknya mengancam akan menyerang Israel untuk mendukung Palestina. 

Hal ini dinilai untuk mengakhiri perang hampir 10 bulan yang dilancarkan Israel melawan Hamas di Gaza.

Turki harus "sangat kuat agar Israel tidak dapat melakukan hal-hal ini kepada Palestina," kata pemimpin Turki tersebut tentang perang tersebut. 

"Sama seperti kita memasuki [Nagorno-]Karabakh, sama seperti kita memasuki Libya, kita mungkin melakukan hal yang sama kepada mereka. Tidak ada yang tidak dapat kita lakukan. Kita hanya harus kuat," lanjutnya. 

Menanggapi ancaman terbaru Erdogan, Menteri Luar Negeri Israel Katz membandingkannya dengan Saddam Hussein

Ia menyebutkan rezimnya Saddam digulingkan oleh invasi pimpinan AS pada tahun 2003. 

Ia kemudian dieksekusi oleh pengadilan Irak, setelah ditangkap dan diadili.

"Erdogan mengikuti jejak Saddam Hussein dan mengancam akan menyerang Israel. Ia seharusnya mengingat apa yang terjadi di sana dan bagaimana itu berakhir," tulis Katz di X.

Dalam beberapa bulan terakhir, Erdogan bahkan mengisyaratkan bahwa Yerusalem akan "mengarahkan pandangannya" ke Ankara setelah negara itu menyelesaikan tujuannya untuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, serta membebaskan para sandera yang diculik oleh kelompok teroris Gaza pada tanggal 7 Oktober.

Dalam pidato yang disampaikan di parlemen Turki pada bulan Mei lalu, Erdogan mengatakan kepada partainya untuk tidak berpikir “bahwa Israel akan berhenti di Gaza.”

"Kecuali dihentikan... negara jahat dan teroris ini cepat atau lambat akan mengincar Anatolia," katanya.

Ia berjanji bahwa Turki akan "terus mendukung Hamas, yang berjuang untuk kemerdekaan tanahnya sendiri."

Melansir Times of Israel pada Senin (29/7/2024), Erdogan dan Netanyahu memiliki sejarah panjang serangan publik satu sama lain, yang pasang surut seiring dengan aliansi Israel dan Turki yang kadang putus-nyambung.

Serangan terhenti saat hubungan Yerusalem dan Ankara menghangat, tetapi detente tampaknya berakhir saat perang di Gaza berlanjut.

Pada bulan Mei, Erdogan mengumumkan bahwa Turki akan menghentikan semua perdagangan dengan Israel.

(***)