Mengenali Gejala Sifilis, Penyebab, dan Pengobatannya
RIAU24.COM - Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang diakibatkan oleh bakteri. Penyakit ini bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat, namun seringkali gejalanya tidak disadari. Sehingga, mendeteksi sifilis sejak dini sangat penting untuk mencegah komplikasi yang serius. Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai sifilis, gejala, penyebab, dan pengobatannya.
Apa Itu Sifilis?
Sifilis adalah infeksi menular seksual (IMS) yang menyebar melalui hubungan seksual, baik oral maupun vaginal. Mengutip laman Mayo Clinic, penyakit ini awalnya berupa luka yang seringkali tidak menimbulkan rasa sakit dan biasanya muncul di alat kelamin, rektum, atau mulut.
Sifilis bisa bertahan dalam tubuh dalam waktu yang lama sebelum menimbulkan gejala. Seseorang bisa tidak menyadari kalau dia terinfeksi sifilis dan menularkan ke pasangannya.
Sifilis juga bisa ditularkan ibu hamil ke janin. Kondisi ini disebut dengan sifilis kongenital. Dampaknya, bisa terjadi masalah kesehatan yang serius, termasuk kematian pada bayi dan anak kecil.
Gejala Sifilis
Gejala sifilis tergantung pada stadium infeksi. Menurut laman Cleveland Clinic, ada empat tahap sifilis yaitu primer, sekunder, laten, lanjut (tersier). Infeksi ini sangat mudah menular pada tahap pertama dan kedua.
1. Sifilis Primer
Pada tahap ini, terdapat luka halus dan keras terbentuk di alat kelamin atau mulut. Luka tersebut berukuran kecil dan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga penderitanya mungkin tidak menyadarinya.
Dalam beberapa minggu, luka ini akan hilang dengan sendirinya. Meski begitu, bukan berarti penyakit ini sudah pergi. Apabila penderitanya tidak menerima pengobatan, infeksi akan berpindah ke tahap kedua.
2. Sifilis Sekunder
Sekitar 1-6 bulan setelah luka sifilis hilang, muncul ruam kasar dan berbenjol. Ruam tersebut bisa menutupi seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan telapak kaki. Gejala lainnya di tahap sekunder yaitu:
- Demam
- Kelelahan
- Luka seperti kutil
- Nyeri otot
- Penurunan berat badan
- Sakit kepala
- Rambut rontok
- Pembengkakan kelenjar getah bening.
Gejala-gejala ini bisa muncul dan hilang selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Meski ruam sifilis hilang atau tidak ada gejala yang disebutkan, penderitanya tetap harus melakukan pengobatan. Jika tidak, infeksi akan berpindah ke tahap laten.
3. Sifilis Laten
Pada tahap laten, tidak ada gejala sifilis yang terlihat. Namun, infeksi bisa merusak jantung, tulang, saraf, dan organ tubuh. Tahap ini bisa berlangsung selama 20 tahun.
Meski begitu, penularan sifilis ke pasangan seks selama tahap laten sangat jarang terjadi. Seperti tahap-tahap sebelumnya, tanpa pengobatan, infeksi bisa berlanjut ke tahap tersier.
4. Sifilis Lanjut (Tersier)
Bagi banyak penderita sifilis, gejala tidak berkembang melewati fase laten. Fase ini bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius yaitu:
- Kerusakan otak, demensia, dan masalah kesehatan kognitif
- Penyakit jantung
- Gangguan pergerakan dan masalah otot
- Kerusakan saraf
- Kejang
- Masalah penglihatan, termasuk kebutaan.
Penyebab Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Orang yang terinfeksi menyebarkan bakteri tersebut melalui hubungan seks vaginal, anal, atau oral.
Bakteri bisa masuk ke tubuh melalui anus, vagina, penis, mulut, atau kulit yang luka. Seperti gejala yang sudah disebutkan, bakteri akan terus menyebar ke seluruh tubuh dan merusak organ-organ tubuh.
Pengobatan Sifilis
Sifilis diobati dengan antibiotik, jenis obat yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Obat yang paling umum digunakan adalah penisilin.
Penderita sifilis harus menghabiskan semua antibiotik meski luka atau ruamnya hilang. Setelah melakukan perawatan penyembuhan, penyedia layanan kesehatan akan melakukan tes darah untuk memastikan infeksi sudah hilang.
Itulah gejala sifilis, penyebab, dan pengobatan sifilis. Jika kamu merasakan gejala yang disebutkan, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter ya detikers agar penyakit ini dapat ditangani dan tidak berkembang. ***