Menu

Dinilai Hina Umat Kristen dan Promosikan LGBT, Pembukaan Olimpiade Paris 2024 Dikecam Dunia 

Zuratul 27 Jul 2024, 21:35
Dinilai Hina Umat Kristen dan Promosikan LGBT, Pembukaan Olimpiade Paris 2024 Dikecam Dunia. (X/Foto)
Dinilai Hina Umat Kristen dan Promosikan LGBT, Pembukaan Olimpiade Paris 2024 Dikecam Dunia. (X/Foto)

RIAU24.COM - Upacara Pembukaan Olimpiade Paris 2024 menjadi sorotan netizen gegara penampilan komunita LGBT yang mengundang tanya. 

Banyak pighak mengecam pertunjukkan ersebut arena dinilai menghina umat kristiani.

Hal ini berhubungan sebab tema yang dibawakan mengingatkan kita kan adegan "perjamuan terakhir" karya Leonardo da Vinci. 

“Para waria mengolok-olok agama Kristen pada Upacara Pembukaan Olimpiade di Paris ketika mereka berupaya menciptakan kembali lukisan Perjamuan Terakhir Yesus karya da Vinci,” kata Shane Pruitt, seorang pendeta dan penulis asal Texas, pada sosial media X.

“Dalam adegan pembukaan Olimpiade ini lukisan masyhur Perjamuan Terakhir direkreasi, tapi Yesus diganti dengan perempuan gemuk, sementara waria dan tokoh-tokoh transgender (termasuk seorang anak!) ditampilkan sebagai para rasulnya,” tulis akun warganet lainnya.

Bahkan Elon Musk pemilik sosial media X mengatakan bahwa adegan dalam upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 itu sangat tidak menghormati umat Kristen.

Kecaman juga datang dari Presiden Judicial Watch, Tom Fitton. Dia bahkan mendesak kontingen Amerika Serikat untuk mundur karena ajang itu telah menistakan agama.

Anggota Parlemen August Pfluger, menuliskan di sosial media X bahwa Olimpiade seharusnya menjadi waktu untuk saling menghormati dan alasan untuk bersatu dari seluruh dunia.

“Tidak dapat diterima jika upacara pembukaan tersebut mengejek agama Kristen dan Perjamuan Terakhir serta menyertakan seorang anak dalam pertunjukan waria,” ungkapnya.

Adegan tersebut menunjukkan seorang wanita di tengah meja panjang mengenakan mahkota dan berpose dengan tangannya membentuk hati.

Pihak Olimpiade menegaskan bahwa pertunjukkan tersebut mirip dengan "Penjamuan terakhir" dan itu menjadi penafsiran tas Dewa Yunani Dionysus. 

(***)