Menu

Pilu, Dokter di Gaza Selamatkan Bayi dari Rahim Jenazah Korban Serangan Israel

Devi 22 Jul 2024, 13:08
Pilu, Dokter di Gaza Selamatkan Bayi dari Rahim Jenazah Korban Serangan Israel
Pilu, Dokter di Gaza Selamatkan Bayi dari Rahim Jenazah Korban Serangan Israel

RIAU24.COM Dokter di Gaza menceritakan kisah pilu proses kelahiran seorang bayi dari jenazah wanita yang menjadi korban serangan udara Israel. Wanita tersebut bernama Ola Adnan Harb Al-Kurd.
Ola mengalami luka parah ketika serangan terjadi di tempat tinggalnya di kamp pengungsi Nuseirat. Tim medis menceritakan saat itu Ola yang sedang hamil 9 bulan sempat masih bertahan hidup ketika ia dilarikan ke Rumah Sakit Al-Awda.

Dokter di unit gawat darurat lantas melakukan prosedur pertolongan pada wanita yang mengalami kritis itu. Namun, sayang Ola tidak berhasil diselamatkan.

"Dia dibawa ke ruang operasi, tapi saat itu kondisinya sudah 'hampir mati'," ucap ahli bedah Akram Hussein dikutip dari France24, Senin (22/7/2024).

Ketika dokter gagal menyelamatkan nyawa sang ibu, mereka mendeteksi masih adanya detak jantung dari bayi yang dikandung Ola. Tim dokter kandungan serta ahli bedah lantas dipanggil untuk melakukan penyelamatan bayi yang ada di dalam rahim Ola.

Ola termasuk di antara sedikitnya 30 orang yang tewas di Jalur Gaza dalam pemboman Israel selama 24 jam beberapa waktu lalu. Setidaknya tujuh orang di kamp pengungsi Nuseirat tewas dalam serangan tersebut.

Suami Ola juga mengalami luka-luka dalam serangan rudal yang menghantam tempat tinggal mereka.

"Operasi caesar darurat telah dilakukan dan janin telah diambil," kata Kepala Departemen Kebidanan dan Ginekologi, Raed Al Saudi.

"Setelah selamat dari operasi caesar, bayi yang diberi nama Malek Yassin ini menghadapi tantangan medis lebih lanjut. Lahir dalam kondisi kritis, kondisinya akhirnya stabil setelah mendapatkan oksigen dan perawatan medis," sambungnya.

Serangan ke Gaza telah membuat proses melahirkan semakin berbahaya. Kondisi ini membuat perempuan hamil hampir setiap hari menghadapi serangan yang menghambat akses terhadap fasilitas kesehatan.

Menurut PBB saat ini hanya ada 1.500 tempat tidur rumah sakit yang tersedia saat ini bagi lebih dari dua juta penduduk Gaza. Jumlah ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan 3.500 tempat tidur sebelum serangan terjadi.

Rumah Sakit Al-Awda di Nuseirat adalah satu-satunya fasilitas medis yang mampu memberikan perawatan kebidanan dan ginekologi di Gaza tengah sejak perang dimulai tahun lalu. ***