Studi: Bayi Menggunakan Aroma Ibu Mereka untuk ‘Melihat' Wajah Orang
RIAU24.COM - Sebuah tim peneliti telah membuat temuan baru dan menakjubkan bahwa bayi dapat melihat wajah karena aroma ibu mereka.
Para peneliti dari berbagai lembaga melakukan penelitian untuk memahami bagaimana bayi menggunakan aroma ibu mereka untuk melihat wajah. Temuan penelitian ini menarik dan tidak pernah terdengar.
Para peneliti menemukan bahwa kemampuan spesifik bayi ini mengalami peningkatan besar antara empat dan 12 bulan.
Namun, bayi yang lebih tua terutama dapat menggunakan informasi visual untuk memahami wajah dan tidak perlu isyarat bersamaan.
Profesor psikologi dan ilmu saraf University for Taste, Smell and Feeding Sciences (CSGA) University de Bourgogne, Dr Arnaud Leleu mengatakan, "Saya memiliki minat lama tentang bagaimana persepsi sensorik bekerja di otak manusia. Terlepas dari kesederhanaannya yang tampak (misalnya, kita membuka mata untuk melihat), persepsi adalah kemampuan neurokognitif kompleks yang berasal dari pengalaman masa lalu dengan berbagai rangsangan yang berasal dari semua indera pada saat yang bersamaan."
Dr Leleu mengatakan bagaimana otak bayi memperlakukan input multisensori penting untuk memahami persepsi dalam indera yang berbeda dan bagaimana ia berkembang di masa dewasa.
Otak bayi dan persepsi sensorik mereka
Dr Leleu melakukan penelitian untuk menyelidiki bagaimana perkembangan persepsi visual dibentuk oleh penciuman di otak bayi.
Dalam studi tersebut, ditemukan bahwa persepsi wajah yang cepat yang meningkat oleh bau ibu menurun ketika bayi tumbuh dewasa dan mampu secara efisien melihat wajah hanya dengan isyarat visual.
Dr Leleu menggarisbawahi paparan awal terhadap pentingnya input sensorik bersamaan dari modalitas yang berbeda untuk meningkatkan pembelajaran persepsi pada bayi.
"Bersama dengan sejumlah besar penelitian tentang persepsi multisensori pada bayi, temuan kami mengungkapkan pentingnya paparan awal terhadap input sensorik bersamaan dari modalitas yang berbeda untuk pembelajaran perseptual," kata Dr Leleu.
"Paparan awal seperti itu terhadap asosiasi intersensori berulang juga merupakan blok bangunan untuk pengembangan selanjutnya dari kemampuan tingkat tinggi seperti memori semantik, bahasa dan penalaran konseptual. Oleh karena itu penting untuk mengekspos bayi ke berbagai isyarat yang terkait dengan objek yang sama sedini mungkin," tambahnya.
(***)