Menu

Perang Israel-Hamas: Bayi Baru Lahir Diselamatkan dari Rahim Ibu yang Meninggal di Gaza

Amastya 21 Jul 2024, 13:13
Gambar representasi bayi yang baru lahir /AFP
Gambar representasi bayi yang baru lahir /AFP

RIAU24.COM - Dalam apa yang hanya bisa digambarkan sebagai keajaiban, seorang bayi laki-laki yang baru lahir di Gaza diselamatkan dari rahim ibunya setelah dia meninggal karena luka yang diderita selama serangan Israel.

Keajaiban itu terjadi di Rumah Sakit Al-Awda di mana Ola Adnan Harb al-Kurd sang ibu, tiba 'hampir tidak hidup' setelah selamat dari serangan rudal malam yang menewaskan lebih dari 24 orang, termasuk enam anggota keluarga yang sama di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah.

Ahli bedah Akram Hussein dan timnya mulai mengoperasi Kurdi secara instan tetapi meskipun upaya terbaik mereka, tidak dapat menyelamatkannya, menurut kantor berita AFP.

Namun, setelah USG mendeteksi detak jantung bayi, para dokter kembali bekerja dan melakukan operasi caesar darurat untuk membawa bayi ke dunia.

Bayi itu dalam kondisi kritis tetapi stabil setelah menerima oksigen dan perhatian medis, menurut Raed al-Saudi, kepala departemen kebidanan dan ginekologi rumah sakit.

Bayi itu ditempatkan di inkubator dan kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir el-Balah.

Khususnya, ibu bayi itu termasuk di antara tiga wanita dan seorang anak yang tewas dalam serangan Israel. Suami Kurdi juga terluka parah dalam serangan itu.

Kejadian Sebelumnya

Pada bulan April, bayi Sabreen al-Sakani dilahirkan dengan prosedur serupa di rumah sakit Rafah setelah ibunya meninggal.

Ibu Sabreen, juga disebut Sabreen, berada di bulan-bulan terakhir kehamilannya ketika serangan udara Israel menghancurkan rumah keluarganya. Sementara Sabreen menderita luka parah, suami dan putrinya yang berusia tiga tahun, Malak, tewas dalam serangan itu.

Sabreen dilarikan ke rumah sakit di mana dokter melakukan operasi caesar darurat untuk melahirkan anak itu. Sang ibu, bagaimanapun, tewas.

Bayi itu keluar dengan berat hanya 1,4 kg dan menghadapi gangguan pernapasan parah. Lahir prematur, para dokter menempatkannya di inkubator di mana dia bertahan hidup, meskipun hanya selama empat hari.

Sabreen dimakamkan di sebelah ibunya.

Israel telah meningkatkan serangannya di beberapa bagian Gaza sesuai dengan perintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Rumah sakit beroperasi dalam kondisi mengerikan yang telah membuat persalinan proses yang sudah sulit, semakin berbahaya.

Menurut Doctors Without Borders, persalinan prematur dan komplikasi ibu, termasuk kasus eklampsia, perdarahan dan sepsis, telah meningkat.

(***)