Adu Penalti Bak Messi-Mbappe di Final Piala Dunia Bisa Picu Tekanan Mental
RIAU24.COM - Piala Dunia 2022 di Qatar telah selesai dengan adu penalti yang dimenangkan oleh Argentina atas Prancis. Dua pemain yang turut dalam adu penalti dan menyumbangkan gol adalah Lionel Messi dan Kylian Mbappe.
Adu penalti merupakan cara yang digunakan untuk menentukan pemenang dalam sebuah pertandingan sepak bola. Babak ini menjadi masa yang sulit bagi pesepak bola karena akan menentukan timnya menang atau kalah.
Seorang yang ditunjuk untuk menendang bola saat adu penalti memiliki pemikiran yang fokus. Oleh karena itulah, dibutuhkan mental yang kuat bagi penendang bola di adu penalti. Dikutip dari Al Jazeera, jika pemain terlalu banyak berpikir, kurang percaya diri, terlalu fokus pada hasil, serta tidak mampu mengatasi tekanan dapat mengganggu proses otak.
Ini terjadi karena semakin banyak hal yang dipikirkan akan membuat semakin banyak otot-otot tubuh yang tegang sehingga memengaruhi fokus dan posisi tubuh seseorang. Alhasil mereka tidak maksimal saat melakukan adu penalti.
Tekanan yang Dialami Saat Adu Penalti
Ben Lyttleton dalam bukunya yang berjudul Twelve Yards: The Art and Psychology of the Perfect Penalty mengilustrasikan adanya tingkatan konversi yang turun secara signifikan sebanyak 71 persen saat adu penalti di Piala Dunia dan 69 persen untuk Liga Champions.
Studi lainnya juga menyebut penurunan ini semakin terjadi jika pesepak bola melakukan tendangan secara berturut-turut. Ini disebabkan oleh tekanan yang meningkat dengan setiap tendangan berurutan yang terjadi saat taruhannya meningkat.
Selaras dengan itu, dikutip dari Mint, Dr Jordet yang merupakan seorang profesor dari Norwegian School of Sport Sciences yang menghabiskan waktunya selama 5 tahun untuk menganalisis setiap tendangan pesepakbola menyebut emosi menjadi salah satu hal yang paling berkaitan dengan adu penalti.
Jumlah tekanan yang dirasakan pemain adalah prediktor kesuksesan yang paling dapat diandalkan. Beberapa terburu-buru melakukan tendangan penalti untuk menyelesaikannya. Sedangkan yang lain menghindari kontak mata dengan penjaga gawang.
Kemungkinan Kehilangan Identitas
Seorang konsultan kinerja Kevin George menyebut sebagai pemain sepak bola diperlukan untuk melatih, memahami, dan mengelola emosinya. Jika tidak akan berbahaya karena adanya kemungkinan untuk stres dan depresi ketika mereka gagal.
"Mereka benar-benar dapat menyadari perasaan mereka, mereka dapat mengambil tanggung jawab, bertanggung jawab, dan mengelola diri mereka sendiri," ucapnya dikutip dari Aljazeera, Selasa (20/12/2022).
Lebih lanjut George menyebut banyak mantan pesepakbola menjadi psikolog dan konselor untuk mendukung para pemain bola. Ia menyebut terkadang mengalami kehilangan identitas sebagai pemain sepak bola. ***