Menu

Butuh Puluhan Tahun Bangun IKN, Jokowi: Pekerjaan Molor karena Hujan Deras 

Zuratul 17 Jul 2024, 11:15
Butuh Puluhan Tahun Bangun IKN, Jokowi: Pekerjaan Molor karena Hujan Deras. (Dok.PUPR)
Butuh Puluhan Tahun Bangun IKN, Jokowi: Pekerjaan Molor karena Hujan Deras. (Dok.PUPR)

RIAU24.COM -Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan sejumlah perkembangan pembangunan megaproyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur. 

Mulai dari kendala berkantor di Juli ini hingga hambatan pembangunan di IKN.

Hal itu Jokowi sampaikan dalam sesi tanya jawab dengan awak media sebelum keberangkatannya ke Abu Dhabi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (16/7). 

Pekerjaan molor karena hujan deras

Jokowi membeberkan kendala dirinya yang masih belum berkantor di IKN hingga pertengahan Juli 2024 ini. 

Ia menyebut masih ada sejumlah fasilitas di IKN yang belum siap. 

Selain itu, Jokowi mengungkap faktor hujan deras menyebabkan progres pembangunan IKN terhambat.

"Kemarin memang targetnya kan Juli, tetapi coba lihat ke IKN, seminggu di sana, tiap hari hujan terus, hujan deras banget," kata Jokowi.

"Jadi memang pekerjaan banyak yang mundur, dan itu biasa dalam proyek besar," imbuhnya.

Baru 15 persen saat HUT RI ke-79

Jokowi juga memprediksi progres keseluruhan pembangunan IKN baru mencapai 15 persen pada perayaan hari ulang tahun Indonesia ke-79.

"Paling nanti di 17 Agustus itu kalau dihitung semuanya secara keseluruhan itu ya 15 persen," kata Jokowi.

Jokowi meminta agar masyarakat tidak berpikir pada 17 Agustus 2024 mendatang IKN sudah jadi. 

Sebab menurutnya megaproyek itu merupakan pembangunan jangka panjang.

Pengerjaan IKN butuh puluhan tahun

Jokowi kembali menegaskan IKN merupakan proyek pembangunan jangka panjang sehingga tidak bisa dikerjakan secara instan dalam 2-3 tahun saja, melainkan butuh belasan bahkan puluhan tahun.

Pembangunan di IKN pun menurutnya masih memerlukan sokongan investor dari dalam maupun luar negeri. 

Hal itu yang menurutnya tengah diusahakan pemerintah saat ini.

"Mungkin 15 tahun, mungkin 20 tahun. Jadi jangan membayangkan kita upacara 17 Agustus itu sudah jadi semuanya. Tidak seperti itu," jelasnya.

(***)