Menu

Serangan Israel di Tempat Penampungan Sekolah Gaza Tewaskan 15 Orang

Amastya 15 Jul 2024, 16:50
Seorang wanita Palestina menggendong putrinya saat dia berjalan melewati puing-puing rumah yang hancur selama serangan militer Israel, di tengah konflik Israel-Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan 10 Juli 2024 /Reuters
Seorang wanita Palestina menggendong putrinya saat dia berjalan melewati puing-puing rumah yang hancur selama serangan militer Israel, di tengah konflik Israel-Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan 10 Juli 2024 /Reuters

RIAU24.COM - 15 orang tewas dalam serangan terhadap sebuah sekolah yang menampung pengungsi perang pada 15 Juli, menurut badan pertahanan sipil di Gaza.

Menurut militer Israel, serangan itu menargetkan ‘teroris’.

Serangan itu adalah yang ketujuh di sebuah sekolah yang berubah menjadi tempat penampungan dalam delapan hari di situs Abu Araban yang dikelola PBB di kamp Nuseirat di Gaza tengah.

Mahmud Bassal, juru bicara dinas pertahanan sipil, mengatakan kepada AFP bahwa sekolah Abu Arab menampung ribuan orang terlantar dan bahwa perempuan dan anak-anak adalah mayoritas dari yang meninggal.

Sekolah-sekolah di Nuseirat dilanda dua serangan sebelumnya ketika Israel melanjutkan ofensifnya terhadap militan Hamas, yang memulai konflik dengan serangan 7 Oktober mereka terhadap Israel.

Militer Israel mengatakan angkatan udaranya menyerang beberapa teroris yang beroperasi di area gedung sekolah Abu Araban UNRWA di Nuseirat.

Dikatakan bangunan itu berfungsi sebagai tempat persembunyian dan basis untuk serangan terhadap pasukan Israel.

Militer Israel melaporkan bahwa angkatan udaranya menargetkan beberapa orang yang diidentifikasi sebagai teroris di sekitar gedung sekolah Abu Araban UNRWA di Nuseirat.

Menurut militer, bangunan itu telah digunakan sebagai tempat persembunyian dan basis operasional untuk melakukan serangan terhadap tentara Israel.

Israel mengklaim Hamas menggunakan sekolah, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya untuk tujuan militer.

Hamas membantah tuduhan itu.

Pekan lalu, Jerman dan Prancis menuntut penyelidikan atas pemogokan sekolah.

Setelah pemogokan Al-Jawni, juru bicara UNRWA Juliette Touma mengatakan kepada AFP bahwa badan tersebut telah mengubah sekolah-sekolahnya menjadi tempat penampungan ketika konflik dimulai.

Sebagai organisasi bantuan utama Gaza, UNRWA telah melaporkan bahwa lebih dari setengah fasilitasnya, dengan total 190, telah rusak selama tanggapan militer terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober.

(***)