Studi Temukan Pengidap Autoimun Pada Usus di Indonesia Semakin Meningkat
RIAU24.COM - Pengidap penyakit celiac, atau penyakit autoimun yang mempengaruhi usus kecil, angkanya ternyata makin meningkat di Indonesia.
Hal tersebut berdasarkam temuan studi dari Fakuktas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bersama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Penyakit celiac sendiri bisa dipicu akibat konsumsi makanan yang mengandung gluten, seperti roti, gandum, pasta, dan mie instan secara berlebihan.
Penyakit tersebut dicatat banyak banyak terjadi pada individu dengan kerentanan genetik.
Dalam beberapa dekade terakhir, prevalensi atau angka kejadian penyakit ini meningkat secara global dari 0,03% menjadi 0,7% pada populasi.
Akan tetapi, data mengenai prevalensi penyakit celiac di Asia Pasifik, khususnya Indonesia, masih sangat terbatas.
Namun, dari studi terbaru yang dipimpin oleh Dekan FKUI Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD, terungkap data penting tentang prevalensi penyakit celiac pada pasien berisiko tinggi dengan gangguan gastrointestinal fungsional atau irritable bowel syndrome (IBS) di Indonesia.
Hasil penelitian dari FKUI-RSCM itu menunjukkan bahwa 8 dari 283 pasien yang jadi koresponden (2,83 persen) secara serologis terkonfirmasi mengidap penyakit celiac.
Analisis bivariat mengungkapkan bahwa variabel usia 40-60 tahun, keluhan sulit BAB, dan riwayat penyakit autoimun memiliki hubungan signifikan (p < 0,05) dengan penyakit celiac.
Namun, pada analisis multivariat, hanya riwayat penyakit autoimun yang tetap menunjukkan hubungan signifikan (p < 0,05) dengan penyakit ini.
Sehingga dapat ditafsirkan berdasarkan hasil ini bahwa pasien-pasien IBS yang memiliki karakteristik usia 40-60 tahun, keluhan sulit BAB, dan terutama riwayat penyakit autoimun sebelumnya perlu lebih waspada kemungkinan memiliki penyakit celiac.
Pasien dengan diagnosis sindrom usus iritabel (IBS) dipilih sebagai objek penelitian karena memiliki gejala yang mirip dengan pasien yang sudah diketahui terdiagnosis penyakit celiac.
Beberapa jenis penyakit autoimun memiliki gejala awal yang sama, seperti:
- Sering merasa lemas
- Otot pegal atau nyeri sendi
- Ruam kulit
- Demam yang hilang timbul
- Bengkak di sendi atau wajah
- Rambut rontok
- Sulit konsentrasi
- Kesemutan di tangan atau kaki
Meski menimbulkan beberapa gejala awal yang sama, masing-masing penyakit autoimun tetap memiliki gejala spesifik, seperti diabetes tipe 1 yang gejalanya berupa sering haus, lemas, dan berat badan menurun drastis.
(***)