Menu

Hizbullah Menargetkan Pangkalan Intelijen Israel dalam Operasi Udara Terbesar

Amastya 10 Jul 2024, 22:21
Gambar representatif /net
Gambar representatif /net

RIAU24.COM Hizbullah melakukan operasi udara terbesarnya, mengerahkan drone peledak terhadap pangkalan intelijen militer Israel di puncak gunung di Dataran Tinggi Golan yang dicaplok.

Hizbullah, sekutu Hamas yang didukung Iran, telah baku tembak hampir setiap hari dengan pasukan Israel sejak serangan kelompok militan Palestina 7 Oktober terhadap Israel memicu perang di Jalur Gaza.

Mengumumkan operasi terbesar yang dilakukan oleh pasukan udaranya, Hizbullah mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (7 Juli) bahwa para pejuangnya mengirim beberapa skuadron drone berturut-turut untuk menargetkan pusat pengintaian di Gunung Hermon.

Serangan dan retorika telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, meningkatkan kekhawatiran akan konflik habis-habisan antara Israel dan Hizbullah, yang terakhir berperang pada tahun 2006.

Gerakan Lebanon menyatakan bahwa serangan pesawat tak berawak itu adalah bagian dari tanggapan terhadap pembunuhan seorang agen dalam serangan pada hari Sabtu (6 Juli), jauh ke Lebanon timur, sekitar 100 kilometer (60 mil) dari perbatasan.

Serangan Gunung Hermon menargetkan sistem intelijen, menghancurkan mereka dan memulai kebakaran besar", kata Hizbullah.

Perlu disebutkan bahwa Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah pada tahun 1967 dan kemudian merebutnya dalam sebuah langkah yang sebagian besar tidak diakui oleh masyarakat internasional.

Serangan Israel pada hari Sabtu menewaskan seorang agen kunci di Unit Pertahanan Udara Hizbullah", kata militer dalam sebuah pernyataan.

Namun, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyatakan dalam sebuah video dari Gunung Hermon bahwa bahkan jika ada gencatan senjata di Gaza, Israel akan terus berjuang dan melakukan segala yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam kampanye melawan Hizbullah.

Kekerasan lintas perbatasan telah menewaskan sedikitnya 497 orang di Lebanon, sebagian besar pejuang tetapi juga termasuk 95 warga sipil, menurut penghitungan AFP.

Sementara di pihak Israel, setidaknya 16 tentara dan 11 warga sipil telah tewas, menurut pihak berwenang.

Puluhan ribu penduduk telah mengungsi dari daerah perbatasan di Lebanon selatan dan Israel utara.

(***)