Menu

Rocky Gerung soal Pilkada 2024: Artis dan Komika Masuk Politik Jadi Tragedi

Zuratul 9 Jul 2024, 14:24
Rocky Gerung soal Pilkada 2024: Artis dan Komika Masuk Politik Jadi Tragedi. (X/Foto)
Rocky Gerung soal Pilkada 2024: Artis dan Komika Masuk Politik Jadi Tragedi. (X/Foto)

RIAU24.COM - Parpol belakangan ini ramai sodorkan nama artis hingga komedian maju dalam kontestan Pilkada 2024

Mulai dari PKB yang sodorkan nama Nagita Slavina hingga Gerindra yang mengusung komedian Marshel Widianto di Pilkada Tangsel. 

Hal ini lantas ditanggapi oleh pengamat politik, Rocky Gerung

Rocky mengkritisi fenomena ini karena parpol tak punya kader sehingga outsource "menyewa' asrtis demi naikkan popularitas partai. 

Menurutnya parpol tugasnya gagal dalam melakukan kaderisasi. 

"Kalau kaderisasi gagal itu artinya ketidakmampuan pemimpin partai itu dijadikan alasan untuk mengambil kader dari luar. Apalagi kalau kader dari luar itu bukan orang yang bisa disiapkan untuk jadi publik figur. Nah, itu seolah-olah jadi tontonan infotainment," kata Rocky dalam kanal YouTubenya yang dikutip pada Selasa, 9 Juli 2024.

Ia membandingkan perbedaan artis terjun ke politik di Indonesia dengan AS. 

Contohnya di AS ada Ronald Reagen yang sukses jadi Presiden AS ke 40 hingga Arnold Schwarzenegger pernah jabat Gubernur California. 

Rocky bilang baik Ronald Reagen dan Arnold jalani diskursus di Partai Republik sehingga mumpuni saat terjun ke politik. 

Kata dia, hal itu diperlihatkan Reagen saat mencetuskan kebijakan ekonomi Reaganomics di era pemerintahannya. 

"Jadi, dia adalah kader yang merangkap secara publik bintang film. Tapi, pendidikannya Partai Republik itu jelas ada. Plang yang disorot media massa sebagai publik figur. Tapi, sejak awal ia sudah dibekali prinsip Partai Republik," jelas filsuf tersebut.

"Tapi Oprah Winfrey sendiri mengatakan saya hanya mau menjadi influencer, endorse calon parpol, bukan masuk ke kabinet atau parlemen," ujar Rocky. 

Menurut dia, artis-artis di Tanah Air yang didorong terjun ke politik saat ini bisa melakukan hal yang sama seperti Oprah Winfrey.

Rocky Gerung tak ingin artis yang tak punya kapasitas ideologi diterjunkan ke dunia politik hanya kemampuan akting di depan kamera. 

"Lah di kita, bukan kita merendahkan. Tapi, kapasitas ideologi dari seorang itu tidak berbunyi tapi yang berbunyi adalah akting dia di depan kamera," lanjut Rocky. 

Lebih lanjut, dia khawatir jika artis tak mumpuni tetap dicalonkan maka hanya sekadar menghipnosis publik dengan penampilannya. 

Kata dia, seorang yang dicalonkan itu mesti bisa berpikir kebijakan publik dalam regulasi.

"Tapi dibilang partai nanti setelah ini kita didik. Bukan begitu caranya. Setelah dididik baru mulai mencalonkan. Bukan setelah mencalonkan baru dididik. Itu kan konyol namanya," tuturnya. 

Menurut dia, kondisi itu menggambarkan kaderisasi di parpol tak berjalan. 

Meskipun artis atau komedian yang dicalonkan nanti bisa melucu. 

"Ya, saya senang bisa melucu, tapi jangan jadi alasan untuk masuk politik. Para standup komedian ini bisa mengkritik politik dari panggung komedian itu. Tapi, begitu dia masuk dalam politik berubah menjadi tragedi," ujarnya.

Kemudian, ia menyinggung bahayanya jika dalam pilkada nanti dipilih figur yang hanya sekadar lucu dan populer. 

(***)