Menu

Peneliti Harvard Beberkan Resep Umur Panjang

Devi 8 Jul 2024, 10:32
Peneliti Harvard Beberkan Resep Umur Panjang
Peneliti Harvard Beberkan Resep Umur Panjang

RIAU24.COM - Tim peneliti dari Harvard University dan University of British Columbia berhasil menemukan 'resep rahasia' yang bisa membantu manusia mendapatkan umur lebih panjang. Ternyata, merasa bersyukur dalam hidup serta selalu berpikiran positif bisa membantu seseorang hidup lebih lama.

Studi ini berangkat dari sebuah pertanyaan, "Apakah orang yang lebih sering memperhatikan dan bersyukur atas pengalaman positif cenderung hidup lebih lama?"

Para tim peneliti melihat data dari 49.275 orang di Nurses Health Study untuk menemukan jawabannya. Didirikan pada 1976, penelitian ini mengumpulkan data dari para perawat wanita di AS berusia 30 hingga 55 tahun. Mereka mengisi kuesioner mengenai kesehatan, gaya hidup, faktor psikososial, dan lainnya.

Salah satu kuesioner pada tahun 2016, ketika rata-rata usia peserta adalah 79 tahun, tes tersebut dirancang untuk mengukur rasa syukur. Peserta harus menilai seberapa setuju mereka, dalam skala 1 (sangat tidak setuju) hingga 7 (sangat setuju) dengan enam pernyataan terkait rasa syukur dalam hidup.
Tim kemudian menindaklanjuti pada tahun 2019 untuk melihat berapa jumlah kematian yang terjadi-ada 4.608-dan menggabungkannya dengan data sebelumnya dari 'kuesioner syukur'.

Dalam melakukan hal ini, mereka menemukan bahwa merasa lebih bersyukur ternyata bisa dikaitkan dengan hidup lebih lama seseorang dan tampaknya melindungi terhadap setiap penyebab kematian spesifik yang dianalisis oleh tim.

"Penelitian sebelumnya telah menunjukkan hubungan antara rasa syukur dan rendahnya risiko tekanan mental serta kesejahteraan emosional dan sosial yang lebih baik. Namun, hubungannya dengan kesehatan fisik masih kurang dipahami," kata penulis utama Ying Chen dikutip dari IFL Science.

"Studi kami memberikan bukti empiris pertama mengenai topik ini, yang menunjukkan bahwa merasakan rasa syukur dapat meningkatkan umur panjang di antara orang dewasa yang lebih tua," sambungnya.

Bagian utamanya adalah "mungkin" dan "orang lanjut usia". Pertama karena penelitian ini tidak memberikan bukti hubungan yang pasti, dan yang terakhir karena, seperti yang penulis akui dalam makalahnya, salah satu faktor pembatas utama dari penelitian ini adalah sifat kohort.

Jika ternyata ada kaitan yang pasti dan luas, maka bekerja dengan rasa syukur bisa menjadi cara yang lebih murah dan sederhana untuk membuat hidup kita lebih berkualitas dan panjang umur.

"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada cara untuk secara sengaja menumbuhkan rasa syukur, seperti menuliskan atau mendiskusikan apa yang Anda syukuri beberapa kali dalam seminggu," kata Chen.

"Mempromosikan penuaan yang sehat adalah prioritas kesehatan masyarakat, dan kami berharap penelitian lebih lanjut akan meningkatkan pemahaman kita tentang rasa syukur sebagai sumber psikologis untuk meningkatkan umur panjang," sambungnya. ***