Menu

Mumi Tertua di Dunia yang Berada di Chili Terancam Perubahan Iklim

Amastya 7 Jul 2024, 22:16
Gambar representatif /net
Gambar representatif /net

RIAU24.COM Mumi tertua di dunia di Chili menghadapi ancaman dekomposisi akibat perubahan iklim.

Peninggalan kuno ini bahkan lebih tua dari mumi firaun Mesir dan makam mereka yang dihias.

Menurut Bernando Arriaza, seorang profesor di Universitas Tarapaca, orang-orang Chincorro kuno yang tinggal di Gurun Atacama Chili mulai memumikan mayat mereka sekitar 5.000 tahun yang lalu, sementara orang Mesir mulai jauh kemudian sekitar 2600 SM.

Sejak itu, gurun telah melestarikan mumi dan sisa-sisa kuno lainnya dan telah memberikan informasi penting tentang orang-orang Chincorro kepada para arkeolog.

Menurut para arkeolog, gagasan melestarikan tubuh sebagai mumi berasal dari mengamati proses alami yang dilalui orang mati di bawah kondisi kering gurun.

Mumi juga dihiasi dengan topeng tanah liat, selimut buluh, rambut manusia dan barang-barang lainnya.

Wilayah gurun telah dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO untuk membantu menyelamatkan relik, namun, itu mungkin tidak cukup.

Meskipun ada banyak museum di kota kuno Arica yang menampilkan peninggalan dari budaya Chincorro dalam pameran yang dikontrol iklim, barang-barang antik yang tersisa yang masih terkubur di gurun gersang berisiko.

"Jika kita mengalami peningkatan suhu permukaan laut, misalnya, di pantai Chili utara, itu akan meningkatkan kelembaban atmosfer," kata Claudio LaTorre, ahli paleo-ekologi di Universitas Katolik Chili.

"Dan itu pada gilirannya akan menghasilkan dekomposisi, (di) tempat-tempat di mana Anda tidak memiliki dekomposisi hari ini, dan Anda akan kehilangan mumi itu sendiri," tambahnya.

Petunjuk kuno lainnya di wilayah yang bisa ditemukan para arkeolog mungkin juga hilang.

"Perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia adalah salah satu aspek yang benar-benar kami khawatirkan, karena itu akan mengubah sejumlah aspek berbeda yang membentuk gurun hari ini," kata LaTorre.

Arriaza telah menganjurkan pelestarian mumi dan telah bekerja untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah ini.

"Ini tantangan besar, besar karena Anda perlu memiliki sumber daya," kata Arriaza. "Ini adalah upaya semua orang untuk tujuan bersama, untuk melestarikan situs, untuk melestarikan mumi," tambahnya.

(***)