Aneh Tapi Nyata, Stok Darah Masih Impor Padahal RI Populasi Ke-4 Terbanyak Dunia
"Faktanya RS vertikal paling besar belanja obat berbasis plasma darah," tandas dia.
Menkes menargetkan seluruh RS vertikal di 34 provinsi segera bisa memenuhi minimal kebutuhan stok atau pasokan darah. Bila sudah tercapai, selanjutnya RS diarahkan membuka produksi bahan baku obat berbasis plasma darah, ditargetkan rampung dalam satu tahun.
"Biar agak kerjanya serius sedikit sehingga darah berjuta-juta itu nggak usah impor dari yang lain," sentil Menkes.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) Lucia Rizka Andalusia menyebut pembuatan obat plasma darah harus memenuhi standar kualitas yang baik dan benar.
Selain dua RS yang sudah mengantongi CPOB, sejumlah RS lain yakni RS Adam Malik, RS Kanker Dharmais, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo disebut akan menyusul. Rizka menilai perlu ada lebih banyak pengolahan bahan baku plasma darah untuk mencapai target yang diwacanakan rampung 2025 mendatang.