Menu

Tercatat! Israel Jatuhkan 70 Ribu Ton Bom di Gaza, Lampaui Perang Dunia II

Zuratul 27 Jun 2024, 10:36
Tercatat! Israel Jatuhkan 70 Ribu Ton Bom di Gaza, Lampaui Perang Dunia II. (X/Foto)
Tercatat! Israel Jatuhkan 70 Ribu Ton Bom di Gaza, Lampaui Perang Dunia II. (X/Foto)

RIAU24.COM -Genosida yang terjadi di Jalus Gaza rupanya memiliki catatan yang sangat mengejutkan dunia. 

Tercatat, Israel telah menjatuhkan 70.000 ton bom di Jalur Gaza sejak Oktober tahun lalu. 

Bom ini telah melampaui gabungan jumlah bom yang digunakan di Dresden, Hamburg, dan London selama Perang Dunia II.

"Diperkirakan Israel telah menjatuhkan lebih dari 70.000 ton bahan peledak di Jalur Gaza sebagai tambahan atas operasi buldosernya, yang mengakibatkan hancurnya semua bangunan pada jarak hingga satu kilometer di timur dan utara jalur tersebut untuk menciptakan apa yang disebut zona penyangga," kata Euro-Med Human Rights Monitor seperti dikutip Selasa (4/6/2024).

Selama Perang Dunia II berlangsung, Jerman mengebom London dengan menjatuhkan sekitar 18.300 ton bom antara tahun 1940 dan 1941, menurut berbagai perkiraan, termasuk arsip dari New York Times.

Sekutu menjatuhkan 8.500 ton bom di Hamburg pada musim panas 1943, kata Hendrik Althoff, seorang peneliti di Departemen Sejarah di Universitas Hamburg.

Sekutu juga menggunakan 3.900 ton bom di Dresden pada Februari 1945, menurut catatan sejarah.

Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sebagai balasan atas serangan kelompok Palestina, Hamas, pada 7 Oktober 2023.

Lebih dari 36.500 warga Palestina telah tewas di Gaza dan hampir 83.000 orang lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Hampir delapan bulan selama perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah terbatasnya akses terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang dalam putusan terbarunya telah memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, tempat 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum invasi pada 6 Mei lalu.

(***)