Menu

Pejabat Hamas Kunjungi Rusia, Cari Mediasi Moskow dalam Gencatan Senjata

Amastya 26 Jun 2024, 14:37
Dua sandera Israel telah diselamatkan dari Rafah, klaim IDF /Reuters
Dua sandera Israel telah diselamatkan dari Rafah, klaim IDF /Reuters

RIAU24.COM Pejabat senior Hamas Mousa Abu Marzouk meminta Rusia untuk bertindak sebagai penjamin perjanjian gencatan senjata di masa depan dengan Israel.

Setelah pertemuan di Moskow pada Senin (25 Juni) malam, ia berjanji untuk menjamin pembebasan sandera Rusia yang tersisa dari Gaza.

Marzouk, yang merupakan kepala hubungan luar negeri Hamas, bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov di ibukota Rusia.

Keduanya membahas perang di Gaza serta upaya untuk mencapai persatuan Palestina, kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Dalam sebuah wawancara dengan outlet media pemerintah Rusia Sputnik pada hari Selasa (26 Juni), Marzouk menyatakan bahwa Rusia harus bertindak sebagai penjamin untuk setiap perjanjian gencatan senjata di masa depan dengan Israel, dengan alasan bahwa negara Eurasia memiliki perspektif yang lebih seimbang tentang konflik dibandingkan dengan Amerika Serikat.

"Kami masih bersikeras bahwa Rusia menjadi penjamin perjanjian gencatan senjata semacam itu, karena jelas Amerika Serikat berada di pihak Israel," kata Marzouk.

"Posisi Rusia lebih adil, lebih dapat diterima oleh semua pihak, dan siap untuk bertindak ke arah ini. Kami ingin mengakhiri dominasi Amerika Serikat dan pengaruhnya yang sepihak terhadap masalah Palestina," tambahnya.

Khususnya, dalam beberapa pekan terakhir, Amerika Serikat telah mendorong gencatan senjata, meskipun belum ada kesepakatan yang tercapai.

Marzouk memberi tahu kantor berita pemerintah Rusia RIA Novosti bahwa dua warga Rusia yang ditawan di Gaza akan menjadi yang pertama dibebaskan dalam perjanjian gencatan senjata dengan Israel.

"Kami mengatakan bahwa segera setelah ada keputusan tentang ini (gencatan senjata), kedua orang Rusia itu akan menjadi yang pertama dibebaskan," kata Marzouk kepada outlet tersebut.

Israel memperkirakan bahwa lebih dari 130 sandera tetap berada di Gaza, dengan negosiasi gencatan senjata baru-baru ini berpusat pada pembebasan mereka sebagai bagian dari perjanjian.

Awal bulan ini, pejabat Hamas yang berbasis di Lebanon Osama Hamdan mengatakan kepada CNN bahwa tidak ada yang tahu berapa banyak sandera yang masih hidup.

Menurut media Israel, Alexander Lobanov dan Alexander Trufanov adalah dua sandera Rusia-Israel yang masih berada di Gaza. Trufanov ditahan oleh Jihad Islam, kelompok bersenjata lain di Gaza dan sekutu Hamas.

Pada bulan November sebagai bagian dari perjanjian dengan Kremlin, Hamas membebaskan tiga sandera warga Rusia dari Gaza.

(***)