Menu

Berat Lawan Anies di Jakarta, Ridwan Kamil Milih Pilkada Jabar?

Zuratul 25 Jun 2024, 14:10
Berat Lawan Anies di Jakarta, Ridwan Kamil Milih Pilkada Jabar?
Berat Lawan Anies di Jakarta, Ridwan Kamil Milih Pilkada Jabar?

RIAU24.COM - Setelah namanya masuk dalam bursa pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024, Ridwan Kamil alias RK disebut-sebut berpeluang besar menang di Pilkada Jawa Barat.  

Alasannya, peluang itu karena Ridwan Kamil dianggap tidak punya rival terberat di tanah Pasundan itu. 

Hal itu diungkapkan oleh Guru Besar dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta. Profesor Lili Romli.

"Peluang RK lebih besar dan belum memiliki kompetitor," katanya dikutip dari Antara, Selasa (25/6/2024). 

Menurut dia, RK sebagai mantan Gubernur Jabar memiliki basis masa yang lebih kuat, dibandingkan jika maju di Pilkada Jakarta.

"Kalau RK maju di Pilkada Jakarta menjadi kompetitor kuat untuk Anies Baswedan. RK perlu kerja politik yang keras, karena hasil survei di posisi ketiga," jelasnya.

Tetapi kata dia, sosok RK dan Anies untuk warga Jakarta, dianggap sebagai tokoh politik yang berhasil dalam memimpin dan membangun daerahnya masing-masing.

Hal itu juga disampaikan Lili dalam diskusi forum guru besar dan doktor insan cita, bertajuk menakar peluang Anies Baswedan pada Pilgub Jakarta 2024.

Sementara itu, pengamat politik sekaligus akademisi dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam mengatakan partai politik dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang paling diuntungkan jika Ridwan Kamil (RK) maju di Pilkada Jakarta.

"Sangat dipahami, bahwa yang mendorong RK bukan dari Golkar, tetapi ekternal Golkar, partai koalisi KIM, dan yang paling kencang di level Ketua Umum adalah Zulkufli Hasan," katanya.

KIM merupakan koalisi partai politik pengusung pasangan Prabowo-Gibran pada pemilihan presiden 2024. 

Parpol itu yakni Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat serta empat partai non-parlemen yaitu PBB, Gelora, PSI dan Garuda.

Menurut dia, saat ini Golkar masih berhitung, apakah mengusung RK di Pilkada Jakarta atau tetap sebagai petahana di Pilkada Jawa Barat. 

Alasannya, jika RK meninggalkan Jabar, maka akan meninggalkan kevakuman basis kekuatan politik, yang sudah terkonsolidasi dengan baik.

"Kalau RK bergeser, maka basis di Jabar akan tercerai berai, dan menjadi keroyokan aktor politik yang lain," katanya.

Menurut dia, PAN salah satu partai yang memperoleh keuntungan dari kepindahan RK

PAN mempunyai kartu bernama Bima Arya, yang sudah dua kali menjadi Wali Kota Bogor dan butuh ruang kontestasi yang lebih besar. 

Sementara partai lain juga untung seperti Gerindra dengan kandidat Dedi Mulyadi, yang juga mantan politikus dari Partai Golkar.

(***)