Dokter Bicara Efek Jangka Panjang Korban Turbulensi Ekstrem Singapore Airlines
RIAU24.COM - Tiga minggu pasca turbulensi yang dialami pesawat Singapore Airlines SQ321, beberapa penumpang yang menjalani pengobatan intensif di RS Samitivej Srinakarin, Thailand, sudah diperbolehkan pulang. Namun, sekitar 10 orang penumpang lain masih harus menjalani perawatan.
Wakil Diretur Rumah Sakit Samitivej Srinakarin, dr Saran Intakul mengungkapkan para pasien tersebut masih membutuhkan rehabilitasi atas cedera yang dialami.
"Mereka tidak bisa menggerakkan badannya seperti biasanya, sehingga perlu ada pengawalan untuk membantunya (perjalanan) pulang," ucapnya dikutip dari Channel News Asia, Minggu (9/6/2024).
dr Saran menjelaskan hampir seluruh penumpang SQ321 yang dirawat mengalami cedera tulang belakang. Bahkan, ada salah seorang pasien yang harus menjalani beberapa kali operasi lantaran mengalami gejala yang berbeda setelah operasi pertama.
Dia mengatakan sulit untuk bisa memastikan apakah pasien akan mengalami efek jangka panjang, seperti kelumpuhan atau nyeri kronis, pasca menjalani pengobatan.
Meski tidak ada satupun pasien yang mengalami cedera tulang belakang total, beberapa mengalami robekan sebagian pada sumsum tulang belakangnya.
"Tubuh pasien (mencoba) beradaptasi dengan sistem saraf baru yang tersisa, jadi ini mungkin terjadi, tidak ada yang tahu, dan saya tidak bisa memprediksinya," ujar dr Saran.
dr Saran menambahkan dirinya tidak bisa memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan pasien dengan cedera tulang belakang untuk bisa pulih, karena hal tersebut bergantung pada banyak faktor. ***