Final Indonesia Open Suram, Pemain Bintang Tumbang Jadi Alarm Bahaya Jelang Olimpiade 2024
RIAU24.COM -Final Indonesia Open 2024 sama sekali tak diikuti wakil tuan rumah.
Absennya atlet Indonesia dalam partai puncak jadi alarm bahaya jelang Olimpiade 2024.
Sejak terakhir kali wakil tuan rumah menginjak podium tertinggi pada Indonesia Open 2021 lalu, tidak ada lagi atlet Indonesia yang menjuarai turnamen BWF Super 1000 tersebut.
Pasangan ganda putra Indonesia yang sudah pensiun, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon adalah kampiun terakhir saat turnamen itu digelar secara tertutup akibat pandemi.
Setelah Indonesia Open kembali bergulir di Istora Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, gegap gempita tuan rumah seakan meredup.
Para unggulan Merah Putih bahkan bertumbangan di babak awal.
Hanya Anthony Sinisuka Ginting yang pernah mencapai partai final dalam tiga edisi Indonesia Open terakhir. Ia kalah dari bintang Denmark, Viktor Axelsen pada Indonesia Open 2023 lalu.
Kini Indonesia Open 2024 jadi ajang pemanasan para atlet jelang Olimpiade 2024 Paris. Ajang edisi ke-42 itu pun jadi turnamen yang masuk dalam perhitungan peringkat unggulan Olimpiade.
Ada enam wakil Merah-putih yang masuk dalam daftar tim Olimpiade ikut serta di Indonesia Open 2024.
Namun empat dari mereka justru tumbang di babak pertama turnamen.
Mereka yang kalah di babak awal Indonesia Open 2024 adalah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardhianto, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Anthony Sinisuka Ginting, dan Jonatan Christie.
Sedangkan dua wakil lainnya yakni Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti lebih baik, meski sama-sama kurang maksimal.
Apriyani/Fadia tumbang di babak kedua sedangkan Gregoria kalah di perempat final.
Satu-satunya wakil Indonesia yang melaju ke semifinal adalah ganda putra Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi.
Mereka jadi harapan tuan rumah meski tak termasuk tim olimpiade bahkan bukan atlet dari pelatnas PBSI.
Hal ini perlu jadi pengingat bagi semua pihak terkait untuk mempersiapkan Olimpiade 2024.
Pasalnya bulutangkis jadi salah satu harapan Indonesia dalam memburu medali emas dalam pesta olahraga dunia sekaligus menjaga tradisi yang telah dirintis sejak 1992, namun pernah terputus pada 2012.
(***)