Belanda Meradang Kapal Perangnya Dikepung Jet-jet Tempur China
RIAU24.COM - Pemerintah Belanda meradang setelah kapal perangnya dikepung oleh dua jet tempur dan sebuah helikopter Angkatan Udara China di Laut China Timur pada hari Jumat.
Kementerian Pertahanan negara NATO tersebut mengatakan jet-jet tempur dan helikopter Beijing mendekati dan mengitari kapal HNLMS Tromp beberapa kali ketika berpatroli untuk mendukung sanksi PBB terhadap Korea Utara.
Manuver militer Beijing, kata kementerian itu, dilakukan dengan cara yang tidak aman. “Insiden itu terjadi di wilayah udara internasional,” kata kementerian tersebut, seperti dikutip Sindonews dari Reuters, Minggu (9/6/2024).
Situasi menjadi lebih tegang ketika dua jet tempur dan helikopter China juga mendekati helikopter tempur maritim NH90 milik kapal NHLMS Tromp.
Foto-foto yang dirilis oleh kementerian itu menunjukkan bahwa aset tempur Beijing yang terlibat dalam kejadian itu adalah helikopter serang ringan Z-19 dan jet pengebom tempur JH-7.
Usai kejadian itu, kapal HNLMS Tromp menuju Jepang dan kemudian ke Hawaii untuk latihan Angkatan Laut “Rim of the Pacific”.
Menanggapi insiden tersebut, anggota Parlemen Belanda Ruben Brekelmans menyatakan keprihatinannya di X.
”China kini juga mengintimidasi kapal Angkatan Laut Belanda kami di perairan dan wilayah udara internasional. Situasi berbahaya seperti ini tidak dapat diterima dan memerlukan respons diplomatik yang kritis. Penting bagi Belanda untuk tidak membiarkan dirinya terintimidasi dan mendukung (pelayaran) kargo yang bebas!” tulis Brekelmans.
Insiden itu menyusul perjalanan kapal Belanda yang kontroversial melintasi Selat Taiwan pekan lalu, yang memicu kemarahan China.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa Beijing menerima hukum internasional. ”Namun dengan tegas menentang tindakan yang membahayakan kedaulatan dan keamanan China dengan kedok jalur bebas,”katanya.
Lintasan Selat Taiwan tetap menjadi isu sensitif, karena Beijing mengeklaim kedaulatan atas perairan tersebut meskipun hukum internasional mengakuinya sebagai perairan internasional. Kapal perang Amerika Serikat sering melintasi selat tersebut untuk menegaskan prinsip ini.