Israel Mengebom Sekolah Lain di Gaza, Sehari Setelah Serangan yang Tewaskan 37 Orang
RIAU24.COM - Dalam serangan terbaru, Israel membom sekolah lain yang dikelola PBB di Gaza pada hari Jumat (7 Juni), sehari setelah serangan terhadap sekolah yang menewaskan 37 orang.
Serangan udara Israel menewaskan tiga orang, menurut pejabat darurat Palestina.
Dalam kedua serangan udara itu, tentara Israel mengatakan militan Hamas beroperasi dari dalam sekolah. Namun, klaim tersebut tidak dapat diverifikasi.
Pada hari Jumat, Israel merilis nama-nama 17 militan yang diklaim tewas dalam serangan Kamis.
Namun, catatan kamar mayat rumah sakit hanya cocok dengan sembilan dari nama-nama ini. Menurut catatan rumah sakit, salah satu tersangka militan adalah seorang anak laki-laki berusia delapan tahun.
Pada hari Kamis (6 Juni) sebuah serangan Israel menghantam sebuah sekolah yang dioperasikan oleh badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, di daerah Nuseirat di Gaza tengah di mana ribuan orang terlantar berlindung.
Rumah sakit Martir Al-Aqsa menginformasikan bahwa setidaknya 37 orang tewas dalam serangan itu.
"Sejak serangan yang ditargetkan, tentara Israel telah mengkonfirmasi identitas 17 teroris yang beroperasi dari sekolah," kata militer dalam sebuah pernyataan.
Perlu disebutkan bahwa AS meminta Israel untuk menjaga transparansi penuh mengenai serangan udara pada hari Kamis.
AS telah meminta Israel untuk mengidentifikasi secara terbuka para pejuang Hamas yang dikatakannya telah dibunuh.
Namun kantor media Hamas menuduh tentara Israel menyebarkan informasi palsu, mengklaim bahwa tiga orang yang dinyatakan tewas oleh Israel masih hidup dan bahwa setidaknya dua orang tewas dalam serangan lain, menambahkan serangan terhadap sekolah juga telah menewaskan 14 anak.
Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari sebelumnya mengatakan bahwa sembilan militan tewas ketika jet tempur menyerang tiga ruang kelas di sekolah.
“Sekitar 30 militan dari Jihad Islam dan Hamas bersembunyi di sana,” katanya.
Kepala UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan serangan itu dilakukan tanpa peringatan sebelumnya.
"UNRWA berbagi koordinat semua fasilitasnya (termasuk sekolah ini) dengan tentara Israel dan pihak lain dalam konflik," katanya.
"Menyerang, menargetkan, atau menggunakan gedung-gedung PBB untuk tujuan militer adalah pelanggaran terang-terangan terhadap hukum humaniter internasional," kata Lazzarini.
Serangan itu terjadi pada saat pembicaraan sedang berlangsung untuk gencatan senjata yang akan melibatkan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas dan beberapa warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
AS mengeluarkan pernyataan bersama dengan negara-negara lain yang menyerukan Israel dan Hamas untuk berkompromi untuk menyelesaikan kesepakatan setelah delapan bulan perang di Jalur Gaza.
Juru bicara kementerian luar negeri Qatar, Majed Al-Ansari, menyatakan bahwa Hamas belum menanggapi proposal gencatan senjata terbaru dan masih meninjaunya. Dia menambahkan bahwa upaya mediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS sedang berlangsung.
Perang Gaza dipicu oleh serangan Hamas 7 Oktober, yang mengakibatkan kematian 1.194 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP.
Sementara serangan militer pembalasan Israel telah menewaskan sedikitnya 36.731 orang di Gaza, juga sebagian besar warga sipil, menurut kementerian kesehatan wilayah yang dikelola Hamas.
(***)