Menu

Perang Gaza: Israel Menyerbu ke Pusat Rafah, Menutup Telinga Terhadap Kecaman Internasional

Amastya 31 May 2024, 21:41
Visual dari Rafah saat Tentara Israel menggempur kamp-kamp pengungsi di bagian Gaza /Reuters
Visual dari Rafah saat Tentara Israel menggempur kamp-kamp pengungsi di bagian Gaza /Reuters

RIAU24.COM Militer Israel pada hari Jumat (31 Mei) mengatakan bahwa pasukan militernya telah bergerak menuju Rafah tengah dan sekarang mendorong lebih dalam ke kota Gaza selatan di tengah reaksi internasional dan tekanan konstan dari sekutu untuk menarik kembali serangan tersebut.

“Komando Israel dengan artileri dan tank ditempatkan di Rafah tengah,” kata militer Israel, dalam sebuah pernyataan.

IDF lebih lanjut menegaskan bahwa militer Israel berada di Rafah tengah, yang jelas dipandang sebagai pembangkangan terhadap tekanan internasional.

Militer Israel pada hari Rabu (29 Mei) mengatakan bahwa mereka telah membentuk kontrol operasional atas zona perbatasan dengan Mesir, yang disebut Koridor Philadelphi.

Berikut adalah pembaruan terbaru:

Pertama, spanyol menolak pembatasan yang akan dikenakan pada kegiatan konsulatnya di Yerusalem oleh Israel setelah Madrid mengakui negara Palestina, kata Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares.

"Pagi ini kami mengirim 'note verbale' kepada pemerintah Israel di mana kami menolak pembatasan aktivitas normal konsulat jenderal Spanyol di Yerusalem, karena statusnya dijamin oleh hukum internasional. Oleh karena itu, status ini tidak dapat diubah secara sepihak oleh Israel," katanya, seraya menambahkan Madrid telah meminta Israel untuk membalikkan keputusan ini.

Kedua, anggota tim negosiasi sandera Israel menyebut sikap Hamas, bernegosiasi hanya jika operasi di Jalur Gaza berakhir, sebagai delusi.

"Itu tidak akan terjadi. Israel berperang di Gaza, ia akan terus berjuang di Gaza dengan segenap kekuatannya, dan jika mereka menginginkan gencatan senjata untuk kepentingan penduduk Gaza, itu hanya harus melalui negosiasi pembebasan sandera," kata pejabat itu.

Ketiga, tim penyelamat kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran mengatakan bahwa seorang petugas medis tewas dan seorang lainnya menderita luka-luka dalam serangan Israel di Lebanon selatan.

"Serangan pesawat tak berawak Israel menargetkan ambulans. Seorang penyelamat tewas dan seorang lainnya terluka di kota perbatasan Naqura,” kata Komite Kesehatan Islam yang berafiliasi dengan Hizbullah, saat berbicara kepada AFP.

Keempat, menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa situasi kemanusiaan masih mengerikan di Gaza, terutama dalam hal distribusi bantuan kepada warga sipil.

"Rafah tetap tertutup dan itu masalah nyata," kata Blinken, dalam konferensi pers di Praha.

(***)