Menu

AS Menentang Pengakuan Negara Palestina, Israel Menyebutnya Hadiah untuk Teror

Amastya 23 May 2024, 11:36
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu /Reuters
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu /Reuters

RIAU24.COM Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu pada hari Rabu (22 Mei) mengecam beberapa negara Barat atas pengakuan Negara Palestina, menyebut langkah itu sebagai hadiah untuk teror.

Pernyataan Netanyahu muncul setelah Irlandia, Spanyol dan Norwegia mengumumkan bahwa mereka akan secara resmi mengakui negara Palestina pada 28 Mei.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga menentang pengakuan sepihak atas negara Palestina.

Pengumuman oleh perdana menteri Jonas Gahr Store dari Norwegia, Pedro Sanchez dari Spanyol dan Simon Harris dari Irlandia datang setelah perkembangan terakhir ketika jaksa Pengadilan Pidana Internasional (ICC) mengatakan dia akan meminta surat perintah penangkapan untuk perdana menteri Israel dan para pemimpin Hamas.

PM Spanyol juga meminta dukungan dari negara-negara lain untuk mengakui Negara Palestina. Dia mengatakan langkah itu akan memperkuat upaya untuk menghidupkan kembali solusi dua negara untuk konflik Asia Barat.

"Memerangi kelompok teroris Hamas adalah sah dan perlu setelah 7 Oktober, tetapi Netanyahu menyebabkan begitu banyak rasa sakit, kehancuran dan kebencian di Gaza dan seluruh Palestina sehingga solusi dua negara dalam bahaya," kata Sanchez kepada parlemen.

Hadiah untuk teror

Segera setelah itu, Israel menarik duta besarnya dari Dublin, Madrid dan Oslo. Mereka juga menahan dana vital dari Otoritas Palestina.

Dalam sebuah pernyataan, Netanyahu mengatakan, "Niat beberapa negara Eropa untuk mengakui negara Palestina adalah hadiah untuk teror."

Dia menambahkan bahwa Negara Palestina yang berdaulat akan menjadi negara teror yang akan mencoba berulang kali melakukan pembantaian 7 Oktober.

PLO memuji langkah tersebut

Terlepas dari kemarahan Israel, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) memuji langkah itu sebagai bersejarah. Hamas menyebutnya sebagai langkah penting yang dihasilkan dari perlawanan berani Palestina.

Menurut Otoritas Palestina, yang memerintah bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki, 142 dari 193 anggota PBB sudah mengakui negara Palestina.

Biden menentang pengakuan sepihak

Gedung Putih mengatakan pada hari Rabu bahwa Biden menentang pengakuan sepihak atas negara Palestina.

“Biden percaya negara Palestina harus diwujudkan melalui negosiasi langsung antara para pihak, bukan melalui pengakuan sepihak," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson.

(***)