Menu

Jokowi Ungkap Dampak Buruk ke RI Jika Harga Minyak Dunia Naik, Singgung Kematian Presiden Raisi

Zuratul 22 May 2024, 10:45
Jokowi Ungkap Dampak Buruk ke RI Jika Harga Minyak Dunia Naik, Singgung Kematian Presiden Raisi. (Dok. Sekretariat Kebinet)
Jokowi Ungkap Dampak Buruk ke RI Jika Harga Minyak Dunia Naik, Singgung Kematian Presiden Raisi. (Dok. Sekretariat Kebinet)

RIAU24.COM -Kekhawatiran akan harga minyak dunia naik kembali mengemuka, ditambah dengan sentimen usai insiden kecelakaan helikopter yang membawa rombongan Presiden Iran Ebrahim Raisi

Imbas insiden tersebut Raisi dinyatakan meninggal dunia. Mengingat Iran adalah salah satu penghasil minyak besar di dunia, tentu saja berita besar di internal Iran pasti dapat menggoyang harga minyak dunia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri mulai was-was insiden yang menimpa Raisi dapat berdampak ke kenaikan harga minyak mentah dunia.

Menurut Jokowi, jika kenaikan harga minyak terjadi maka dampaknya bisa merembet ke mana-mana. 

Kenaikan harga pada berbagai komoditas berpotensi terjadi dan membuat angka inflasi Indonesia meningkat.

"Karena kalau sudah harga minyak naik terdampak dari peristiwa itu akan berdampak ke mana-mana, ke kenaikan harga barang dan lain-lain ya kita harapkan tidak ada dampak seperti itu," ujar Jokowi usai meninjau lokasi bencana di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (21/5/2024).

Jokowi juga sempat mengungkapkan bela sungkawanya terhadap insiden kecelakaan yang merenggut nyawa Presiden Iran Ebrahim Raisi

Dia mengatakan Indonesia menyatakan duka mendalam atas kejadian yang menimpa Raisi.

Nyatanya, kenaikan harga minyak memang tak terelakkan. Sehari setelah insiden kecelakaan yang menewaskan Raisi, terpantau harga minyak dunia langsung meroket.

Dilansir dari Reuters, pada hari Senin kemarin saja harga minyak mentah berjangka Brent naik 10 sen atau 0,1% menjadi US$ 84,05 per barel. 

Sebelumnya, harga minyak mentah Brent sempat tembus US$ 84,30 per barel, ini adalah harga tertinggi sejak 10 Mei 2024.

Di sisi lain, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk periode Juni 2024 turun tipis 5 sen menjadi US$ 80,01 per barel. 

Penurunan terjadi setelah harga WTI sempat tembus US$ 80,23 per barel pada 1 Mei silam. 

Sementara buat kontrak berjangka WTI periode Juli yang aktif, berada pada level harga US$ 83,75, ini naik 12 sen atau 0,1%.

Perlu diketahui juga, Iran sendiri telah menjadi salah satu 'raksasa' industri perminyakan global. 

Negara tersebut adalah produsen minyak terbesar ketiga yang tergabung dalam organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC). 

Iran memproduksi sebanyak 3 juta barel minyak per hari atau sekitar 3% dari total minyak beredar di dunia.

Bahkan, dalam dua tahun terakhir, jumlah produksi minyak mentah Iran meningkat pesat. 

Pada Maret 2024 saja, jumlah produksi minyak mentah Iran berkisar di angka 1,61 juta BOPD menurut Kpler.

Ini adalah yang tertinggi sejak Mei 2023 ketika jumlah produksi mencapai angka 1,68 juta BOPD.

(***)