Menu

Sederet Kasus Pembunuhan di RI yang Mandek Bertahun-tahun, Mulai dari Vina Cirebon-Munir

Zuratul 21 May 2024, 16:04
Sederet Kasus Pembunuhan di RI yang Mandek Bertahun-tahun, Mulai dari Vina Cirebon-Munir.
Sederet Kasus Pembunuhan di RI yang Mandek Bertahun-tahun, Mulai dari Vina Cirebon-Munir.

RIAU24.COM -Kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Vina di Cirebon, Jawa Barat pada 2016 lalu kembali mencuat. 

Kasus pembunuhan Vina dan kekasihnya, Eki, oleh anggota geng motor berjumlah 11 orang itu mencuat lagi usai film yang menceritakannya diputar di bioskop Indonesia selama sebulan terakhir. 

Seiring mencuat laginya kasus pemerkosaan dan pembunuhan Vina itu, publik di media sosial pun kembali mengingat sejumlah kasus pembunuhan yang mandek selama bertahun-tahun.

Berikut beberapa kasus pembunuhan menahun yang tak selesai hingga saat ini: 

1. Kematian Akseyna di Danau UI pada 2016

Akseyna, seorang mahasiswa Biologi UI ditemukan tanpa nyawa di dasar Danau Kenanga UI, Depok, pada 26 Maret 2015. 

Jasad tersebut ditemukan dengan ransel berisi batu sebagai pemberat. Sempat dinilai sebagai perkara bunuh diri, kasus Akseyna kemudian diduga jadi kasus pembunuhan di mana korban ditenggelamkan di danau tersebut setelah penyelidikan lanjut usai autopsi di RS Kramatjati Polri.

Bertahun-tahun kemudian, hingga saat ini kasus tersebut belum terungkap.

Mahasiswa UI melalui berbagai komunitasnya juga tidak henti-henti meminta keadilan bagi Akseyna, dengan mengadakan aksi di tepi Danau Kenanga setiap tahun saban Maret.

2. Penusukan Noven siswi SMK di Bogor yang terekam CCTV

Seorang siswi SMK bernama Andriana Yubelia Noven Cahya (18) ditemukan tewas dengan luka tusukan di Jalan Riau, Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat pada 8 Januari 2019.

Pelaku penikaman siswi itu terekam dalam kamera pengawas (CCTV) milik warga yang ada di lokasi kejadian. Dalam rekaman CCTV berdurasi satu menit lewat enam detik itu menampilkan detik-detik penikaman yang dilakukan seorang pria tidak dikenal dari jarak jauh.

Pada 2023 lalu, kasus pembunuhan siswi SMK, Adriana Noven, kembali dibuka kepolisian. Aparat Polresta Bogor Kota melakukan olah TKP ulang di lokasi pembunuhan. Namun, hingga kini belum ada perkembangan lebih lanjut.

3. ASN Semarang saksi tipikor dimutilasi dan dibakar

Seorang ASN di Bapenda Kota Semarang, Paulus Iwan Boedi Prasetjo , hilang usai dirinya berpamitan kepada istrinya untuk bekerja. Ayah empat anak ini tidak kunjung pulang setelah seharian tidak ada kabar pada 24 Agustus 2022.

Setelah berita hilangnya Iwan dilaporkan sang istri, pihak kepolisian segera melakukan investigasi.

Beberapa hari kemudian polisi menemukan Iwan dalam keadaan dimutilasi dan dibakar bersama motornya di daerah Pantai Marina, Semarang.

Iwan menghilang sehari sebelum dirinya hendak diperiksa sebagai saksi Ditreskrimsus untuk dimintai keterangan terkait dengan kasus penyelewengan aset. Hingga saat ini kasus menjadi misteri dan polisi belum menemukan perkembangan lebih lanjut.

Belakangan, dua saksi mencabut kesaksiannya. Meskipun kesaksian dicabut, pihak kepolisian mengatakan bahwa mereka masih memiliki berbagai bukti lain.

4. Munir tewas diracun di pesawat

Munir Said Thalib, seorang aktivis HAM yang kerap memperjuangan keadilan HAM terhadap beberapa kasus besar di Indonesia meninggal usai diracun melalui minuman di dalam pesawat. 

Pembunuhan terjadi pada 6 September 2004 saat dirinya hendak berangkat ke Belanda untuk menimba ilmu.

Pada pukul 21.55 WIB, pesawat dengan nomor penerbangan GA-974 lepas landas dari Jakarta menuju Negeri Kincir Angin, Belanda. Pesawat itu sempat transit di Bandara Changi, Singapura.

Dalam perjalanan menuju Amsterdam, tiba-tiba Munir merasa sakit perut setelah menenggak segelas jus jeruk. Menurut kesaksian, setelah pesawat lepas landas dari transitnya di Bandara Changi, Munir sempat beberapa kali ke toilet dan terlihat seperti orang sakit.

Dirinya mendapat pertolongan dari penumpang lain yang berprofesi sebagai dokter. Munir pun dipindahkan ke sebelah bangku dokter dan mendapat perawatan. Tak lama, Munir dinyatakan meninggal pada ketinggian 40.000 kaki di atas tanah Rumania.

Dua bulan setelah kematian Munir, pihak kepolisian Belanda menyatakan bahwa Munir meninggal dunia karena diracuni oleh seseorang. Senyawa arsenik ditemukan di dalam tubuhnya usai autopsi dilakukan.

Pada 15 Maret lalu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) melanjutkan proses penyelidikan kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir, dalam kerangka pelanggaran HAM berat, dengan memeriksa sejumlah saksi. Mereka memeriksa Suciwati, istri mendiang Munir, dan eks anggota Tim Pencari Fakta (TPF) kasus Munir, Usman Hamid.

Sementara, Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (KASUM) mendesak Komnas HAM untuk segera menetapkan kasus Munir sebagai pelanggaran HAM Berat.

(***)