Menu

Inilah Ciri-ciri Benjolan di Leher yang Tidak Berbahaya

Devi 20 May 2024, 14:34
Inilah Ciri-ciri Benjolan di Leher yang Tidak Berbahaya
Inilah Ciri-ciri Benjolan di Leher yang Tidak Berbahaya

RIAU24.COM - Ciri-ciri benjolan di leher yang tidak berbahaya dapat dilihat dari ukuran dan teksturnya. Umumnya benjolan tidak menimbulkan rasa sakit parah layaknya pada gejala kanker. Hal utama yang harus diketahui adalah tidak semua benjolan di leher menjadi pertanda kanker. Bisa jadi benjolan muncul karena infeksi, iritasi, hingga bisul di area leher.

Kulit, lapisan jaringan lemak, dan otot bagian bawahnya adalah area umum munculnya terjadinya benjolan di leher. Benjolan perlu diwaspadai ketika menyerang kelenjar tiroid, kelenjar ludah, atau kelenjar getah bening sebagai pertanda awal kanker.

Ciri-ciri Benjolan di Leher Yang Tidak Berbahaya

Dilansir dari Laman Lakeshore, terdapat beberapa tanda benjolan di leher yang tidak berbahaya yaitu:

1. Benjolan Muncul Usai Beraktivitas
Benjolan di leher mungkin tidak berbahaya jika muncul setelah melakukan aktivitas berlebihan. Cedera pada jaringan lunak termasuk yang tidak berbahaya, apalagi jika bisa dirawat dengan metode RICE (istirahat - pendinginan - kompresi - peregangan).

2. Bertekstur Lembut dan Tipis
Ciri-ciri benjolan di leher yang tidak berbahaya adalah permukaannya yang halus ketika diraba. Teksturnya yang kenyal sangat berbanding terbalik dengan indikator benjolan kanker di leher. Biasanya benjolan berbahaya memiliki tekstur yang cenderung kasar dan tidak rata bahkan tanpa merabanya.

3. Benjolan Berubah Bentuk Saat Disentuh
Ciri kedua dari sisi tekstur benjolan di leher yang tidak berbahaya yaitu berubah bentuk saat disentuh. Penumpukan cairan atau jaringan lunak menyebabkan teksturnya lebih kenyal dan tidak nyeri ketika ditekan. Berbeda dengan benjolan berbahaya di leher yang keras dan tebal.

4. Berada di Lapisan Cukup Dangkal
Benjolan jinak umumnya tepat berada di lapisan lemak bawah kulit leher. Sehingga permukaannya cenderung dangkal dan cepat kempes seiring berjalannya waktu.

5. Tidak Menyebabkan Rasa Nyeri
Benjolan yang tergolong jinak tidak menimbulkan rasa nyeri. Benjolan yang menimbulkan rasa sakit biasanya disebabkan oleh pertumbuhan tidak normal pada sel, baik saat disentuh atau tidak.

6. Ukuran Terkadang Bertambah Besar Saat Nyeri dan Reda Usai Istirahat
Ukuran benjolan di leher yang tidak berbahaya biasanya cenderung kecil dan perlahan menghilang. Namun bisa saja terjadi pembengkakan disertai nyeri saat beraktivitas berat. Benjolan akan berangsur mengecil setelah beristirahat.

Penyebab Benjolan di Leher Tidak Berbahaya
Dikutip dari laman Harley Street Ultrasound Group, penyebab benjolan di leher yang tidak berbahaya adalah.

1. Lipoma
Lipoma adalah benjolan lemak yang lembut dan mudah digerakkan saat disentuh. Biasanya penyakit ini terjadi antara kulit dan lapisan otot di bawahnya seperti leher, punggung, perut, lengan, dan paha. Benjolan tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan rasa kurang percaya diri, meski tidak berbahaya.

2. Gondok
Penyakit gondok termasuk benjolan jinak di leher karena pertumbuhan kelenjar tiroid yang tidak normal. Ukuran gondok yang terlalu besar dapat membuat penderita batuk, serak, kesulitan menelan, dan bernapas.

Benjolan di leher yang berbahaya biasanya berwarna merah dan sangat nyeri. Teksturnya juga cenderung keras, padat, dan tidak rata diiringi dengan ukuran yang semakin besar dari waktu ke waktu. Segera periksakan ke dokter ketika mengalami beberapa gejala berikut:

  • Berat badan turun secara tiba-tiba
  • Perubahan suara menjadi serak selama lebih dari 3 minggu
  • Sering berkeringat di malam hari
  • Kesulitan menelan
  • Sulit bernapas
  • Batuk darah
  • Selalu merasa lelah
  • Memar dengan sebab yang tidak bisa dijelaskan.

Demikian ciri-ciri benjolan di leher yang tidak berbahaya dan penyebabnya. Tidak perlu takut jika leher membengkak karena hal tersebut adalah bentuk perlawanan tubuh terhadap infeksi. Namun jika terjadi perburukan kondisi tubuh atau ada keluhan lain, jangan segan untuk memeriksakan diri ke dokter. ***