Pengusaha Inggris Menghasilkan Banyak Uang dari Krisis Migran, Kekayaan Bersih Meroket Menjadi 950 Juta Dolar
RIAU24.COM - Seorang pengusaha Inggris yang perusahaannya memiliki kontrak pemerintah untuk mengangkut dan mengakomodasi pencari suaka telah melihat kekayaannya meroket selama setahun terakhir.
Graham King, 56, pendiri dan pemilik mayoritas Clearsprings Ready Homes, kini telah dinobatkan di antara 350 orang terkaya di Inggris.
Clearsprings memiliki kontrak Home Office 10 tahun untuk menampung ribuan pencari suaka di negara ini.
Daftar orang kaya Sunday Times mengungkapkan bahwa kekayaan King secara keseluruhan diperkirakan lebih dari $ 950 juta karena taman liburan, warisan dan pencari suaka perumahan untuk pemerintah.
Perusahaannya Clearsprings melihat laba setelah pajak naik menjadi $80 juta pada tahun yang berakhir Januari 2023, naik lebih dari 100 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Hinduja bersaudara di India mengklaim peringkat teratas dalam daftar orang kaya, dengan perkiraan kekayaan $ 47 miliar, naik dari sekitar $ 40 miliar tahun lalu.
Namun secara keseluruhan, jumlah miliarder di negara ini telah turun dari 177 menjadi 165, terbesar dalam sejarah Inggris.
Menurut Robert Watts, penyusun daftar, musim gugur menunjukkan ledakan miliarder di Inggris telah berakhir.
"Banyak pengusaha lokal kami telah melihat kekayaan mereka jatuh dan beberapa orang super kaya global yang datang ke sini pindah," katanya seperti dikutip oleh Guardian.
Daftar tersebut mengungkapkan bahwa kekayaan bersih PM Inggris Rishi Sunak telah meningkat menjadi $ 827 juta menjelang jajak pendapat.
Para ahli mengingatkan daftar itu menyoroti tingkat ketidaksetaraan yang membingungkan di negara ini.
Priya Sahni-Nicholas, direktur eksekutif Equality Trust, mengatakan Inggris sangat membutuhkan untuk memperbaiki masalah ini.
"Kekayaan miliarder naik lebih dari 1.000% sejak 1990 dengan biaya yang sangat nyata bagi kita semua," katanya.
Daftar orang kaya ini dibangun dari rekor kenaikan tagihan, kenaikan harga besar-besaran untuk kebutuhan pokok, kekurangan rumah layak yang tak ada habisnya, dan investasi besar dalam bahan bakar fosil.
"Untuk membuat kemajuan dalam krisis ini, kita harus mengatasi ketidaksetaraan. Orang super kaya telah menghabiskan berabad-abad mengalihkan kekayaan ke tangan mereka, membuat demokrasi kita kurang responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan merusak komunitas kita. Hasilnya adalah kita lebih miskin, lebih sakit, kurang produktif, tidak bahagia, lebih terpolarisasi, dan kurang percaya," tambah Nicholas.
(***)