Hati-Hati, Orang Suka Marah-marah Berisiko Tinggi Kena Serangan Jantung, Ini Alasannya
Dalam studi baru ini, peneliti melibatkan 280 orang dewasa muda yang tampak sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit jantung atau stroke, kondisi kesehatan mental serius, atau penyakit kronis lainnya yang menjadi faktor risiko.
Setelah pengukuran awal dilakukan, peserta secara acak ditugaskan ke salah satu dari empat tugas oleh peneliti selama delapan menit. Satu kelompok diminta mengingat dengan lantang kenangan pribadi yang memicu kemarahan. Kemudian kelompok kedua diminta mengingat kenangan yang menimbulkan kecemasan.
Kelompok ketiga diminta membacakan kalimat-kalimat yang menimbulkan kesedihan, serta kelompok terakhir menghitung dengan suara keras agar tetap berada dalam kondisi netral secara emosional. Tugas-tugas ini dilanjutkan dengan masa istirahat hening yang kedua.
Pengukuran tekanan darah dan kesehatan endotel kemudian dilakukan lagi pada 3, 40, 70, dan 100 menit setelah tugas yang dilakukan.