Menu

Megawati Rupanya Suka K-Pop, Ajak Generasi Z Lestarikan Budaya Nusantara

Zuratul 14 May 2024, 11:06
Megawati Rupanya Suka K-Pop, Ajak Generasi Z Lestarikan Budaya Nusantara. (X/@PDI_Perjuangan)
Megawati Rupanya Suka K-Pop, Ajak Generasi Z Lestarikan Budaya Nusantara. (X/@PDI_Perjuangan)

RIAU24.COM -Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengajak anak-anak muda Indonesia memikirkan seni budaya nusantara. 

Ia mengaku juga menyukai K-pop, namun seni Indonesia tak kalah dari kesenian luar, termasuk K-pop.

"Anak-anak muda sekarang tidak berpikir mengenai seni budaya Indonesia. Saya juga suka K-pop, cucu saya semua senang, saya senang," ujar Megawati usai melihat pameran Butet Kartaredjasa di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (13/5/2024).

"Budaya Indonesia Nusantara itu luar biasa, harus diambil dari Bhinneka Tunggal Ika kita," sambungnya.

Menuurut Megawati, karya yang ditampilkan dalam Pameran Seni Rupa Butet yakni 'Melik Nggendong Lali' mampu menyalurkan emosi dan kemarahan lewat karya, bukan teriakan semata.

"Menurut pikiran saya, Pak Butet ini mengalirkan kemarahannya, tapi dengan sangat artistik dan luwes. Sebuah kreativitas dan imajinasi yang mana enggak ada lagi contohnya, ya cuma dia (Butet sendiri)," ujar Megawati.

"Ini kan lembut banget, enggak teriak-teriak," ujarnya.

Menikmati seni bagi Megawati dan anggota keluarganya adalah hal biasa. Dari ayahnya, Bung Karno dan ibunya, Fatmawati, adalah sosok-sosok seniman juga. 

Walau menurut Megawati, tentu saja dalam seni juga ada politik.

Selain itu, lanjutnya, saat ini memang banyak karya seni. Namun bagi Megawati, sifatnya hanya populer, cenderung mengikuti tren pasar dunia, yang menyenangkan, namun belum tentu menggambarkan Indonesia.

"Apakah seni-seni yang hari ini Ibu lihat, sudah mencerminkan suasana politik hari ini?" tanya wartawan.

"Kan tadi sudah dibilang, saya enggak ngomongin politik," jawab Megawati.

Megawati menekankan seni adalah hal luar biasa, perwujudan imajinasi dan kreativitas. 

Maka itu ia mendorong agar sekolah seni makin diperkuat.

Dahulu ia merasa ada berbagai tempat seperti Taman Ismail Marzuki, sebagai 'sekolah seni', namun sayangnya saat ini keadaan TIM sudah berubah.

"Yang sayang itu kan TIM, saya perhatikan apa ya, enggak jelas. Tolong tulis itu, enggak jelas," kata Megawati.

(***)