Menu

Mesir Tolak Koordinasi Israel soal Bantuan Kemanusiaan dari Rafah 

Zuratul 12 May 2024, 14:22
Mesir Tolak Koordinasi Israel soal Bantuan Kemanusiaan dari Rafah. (MediaIndonesia)
Mesir Tolak Koordinasi Israel soal Bantuan Kemanusiaan dari Rafah. (MediaIndonesia)

RIAU24.COM -Pemerintah Mesir dilaporkan menolak berkoordinasi dengan Israel soal bantuan kemanusiaan untuk Gaza dari perbatasan Rafah.

Demikian dilaporkan saluran berita Mesir, Alqahera, Sabtu (11/5).

Mengutip dari Reuters, saluran berita itu mengutip pejabat senior Mesir yang mengatakan Israel bertanggung jawab atas memburuknya situasi di Jalur Gaza, Palestina.

Dia menyebut langkah Negara Yahudi itu telah membuat 'eskalasi yang tidak dapat diterima'.

Sebelumnya, pada 7 Mei lalu,  pasukan Israel merebut perbatasan utama di Rafah dan menutup jalur penting bagi bantuan ke wilayah Gaza yang terkepung.

Atas tindakan itu, PBB dan badan-badan bantuan internasional lainnya mengatakan penutupan dua penyeberangan ke Gaza selatan - Rafah dan Kerem Shalom yang dikuasai Israel - itu telah memutus pengiriman bantuan ke Gaza sehingga menimbulkan krisis kemanusiaan di sana.

Sumber Bulan Sabit Merah di Mesir mengatakan pengiriman telah dihentikan sepenuhnya.

Sementara itu, Israel memerintahkan evakuasi baru di kota Rafah, wilayah selatan Gaza, Palestina, pada Sabtu (11/5), ketika mereka bersiap untuk memperluas operasi militernya.

Militer Israel (Israel Defense Forces/IDF) memerintahkan warga Palestina di Rafah itu untuk evakuasi ke area perluasan pengungsian di Al Mawasi. 

IDF berencana menggelar serangan darat ke Rafah.

Mengutip dari Reuters, Militer Israel juga meminta penduduk dan pengungsi di daerah Jabalia di Gaza utara untuk keluar dari wilayah tersebut. 

IDF mengklaim bakal kembali melakukan operasi besar-besaran di sana dengan dalih melihat kelompok milisi Hamas sedang berusaha untuk mendapatkan kembali kendali atas daerah tersebut.

Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, mengatakan kepada warga Palestina di kota Jabaliya dan Beit Lahiya dan daerah sekitarnya untuk meninggalkan rumah mereka dan pergi ke tempat perlindungan di sebelah barat Kota Gaza.

Dia memperingatkan bahwa orang-orang berada di zona pertempuran yang berbahaya dan Israel akan melakukan hal yang sama, menyerang dengan kekuatan besar.

Pertempuran meningkat di wilayah kantor tersebut dengan bentrokan hebat antara tentara Israel dan militan Palestina di pinggiran Rafah, membuat membuat titik penyeberangan bantuan penting di dekatnya tidak dapat diakses.

Seperti dikutip Arab News, situasi ini memaksa lebih dari 110 ribu orang penduduk Gaza mengungsi ke wilayah utara. 

Tindakan Israel ke Rafah sejauh ini tidak mencapai invasi besar-besaran seperti yang direncanakan.

PBB dan badan-badan lain telah memperingatkan selama berminggu-minggu bahwa serangan Israel terhadap Rafah, yang berbatasan dengan Mesir dan dekat dengan titik masuk bantuan utama, akan melumpuhkan operasi kemanusiaan dan menyebabkan lonjakan korban sipil.

Lebih dari 1,4 juta warga Palestina, setengah dari populasi Gaza, berlindung di Rafah, sebagian besar setelah melarikan diri dari serangan Israel di tempat lain.

Pengeboman dan serangan darat Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan nyaris 35 ribu orang di Gaza, di mana sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

Sebagian besar wilayah Gaza telah hancur dan sekitar 80 persen penduduk Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka.

(***)