Menu

Hamas Merilis Rekaman yang Diklaim Menunjukkan Serangan Terhadap Snippers Israel

Amastya 11 May 2024, 21:24
Hamas rilis rekaman yang diklaim menunjukkan serangan terhadap snippers Israel /Reuters
Hamas rilis rekaman yang diklaim menunjukkan serangan terhadap snippers Israel /Reuters

RIAU24.COM Hamas pada hari Jumat (10 Mei) merilis rekaman dari apa yang diklaimnya sebagai serangan yang menargetkan tentara Israel di lingkungan di Kota Gaza dan pemboman di kota Beersheba.

Sesuai kantor berita Reuters, video yang dibagikan di saluran Telegram resmi kelompok militan Palestina diberi judul untuk menunjukkan serangan yang ditujukan pada sekelompok penembak jitu Israel di selatan lingkungan Al-Zaytoun di Kota Gaza dan pemboman kota yang diduduki Beersheba.

Sementara itu, kelompok itu pada hari Jumat (10 Mei) menyatakan bahwa pembicaraan untuk menengahi kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera kembali ke titik awal setelah Israel menolak rencana gencatan senjata yang diajukan oleh para mediator.

Kelompok militan yang berbasis di Palestina merilis sebuah pernyataan yang mengatakan, "Penolakan proposal mediator oleh Israel telah mengembalikan masalah ke titik awal."

Lebih lanjut dinyatakan bahwa mereka akan berunding dengan faksi-faksi Palestina lainnya mengenai rencananya untuk pembicaraan untuk mengakhiri perang yang dipicu oleh serangan mematikannya terhadap Israel.

Hamas menuduh telah menyetujui rencana tersebut, yang mencakup penarikan pasukan Israel dari Gaza, kembalinya warga sipil yang terlantar, dan pertukaran sandera untuk tahanan Palestina.

Ini terjadi sehari setelah tim negosiasi dari kedua belah pihak, Israel serta Hamas, meninggalkan pembicaraan Kairo dengan syarat gencatan senjata tanpa kesepakatan.

Kelompok militan itu mendesak gencatan senjata permanen, namun, Israel telah lama menentang langkah yang menyatakan bahwa mereka pertama-tama akan membongkar Hamas.

Pejabat senior Hamas Khalil Al-Hayya pada hari Jumat mengatakan bahwa kelompok militan menginginkan ketenangan dan kesepakatan pertukaran tahanan, tetapi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ingin perang berlanjut.

(***)