Apa Itu Intoleransi Laktosa? Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Pencegahannya
RIAU24.COM - Laktosa merupakan salah satu jenis gula alami yang bisa bermanfaat untuk memberikan energi pada tubuh manusia. Gula alami ini banyak ditemukan di segala jenis susu atau produk susu.
Nah sebelum menjadi energi, laktosa ini akan diproses melalui sistem pencernaan menggunakan enzim laktase yang mengubahnya menjadi glukosa dan galaktosa sehingga dapat memberikan energi.
Sayangnya, proses ini bisa saja terganggu karena adanya kekurangan enzim laktase pada tubuh. Ini menyebabkan gangguan pencernaan bernama intoleransi laktosa. Untuk mengetahui intoleransi laktosa lebih lanjut, simak ulasannya berikut ini.
Apa Itu Intoleransi Laktosa?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, intoleransi laktosa merupakan gangguan pencernaan dengan kondisi tubuh tidak bisa memproses laktase menjadi glukosa dengan baik. Ini terjadi karena kurangnya enzim laktase dalam usus kecil. Karena kegagalan usus dalam mengurai laktosa, gula alami ini akan ikut terbawa pada usus besar dan difermentasi di sana.
Karena perbedaan sistem pencernaan pada usus kecil dan usus besar, laktosa yang terproses di dalam usus besar berubah menjadi gas dan memicu gangguan pencernaan. Akan tetapi, perlu diketahui, laktosa memang merupakan gula alami yang banyak ditemukan pada susu atau olahan susu, tetapi gangguan pencernaan ini jelas berbeda dengan alergi susu.
Mengutip dari John Hopkins Medicine, intoleransi laktosa merupakan kondisi kegagalan pencernaan dalam memproses laktosa, sedangkan alergi susu merupakan reaksi kekebalan tubuh terhadap protein yang ada pada susu dan menyebabkan alergi.
Penyebab Intoleransi Laktosa
Secara umum kegagalan sistem pencernaan pada intoleransi laktosa disebabkan karena kekurangan enzim laktase pada tubuh. Dilansir dari Mayo Clinic, terdapat tiga jenis intoleransi laktosa dengan faktor penyebabnya masing-masing.
Berikut penjelasannya :
Intoleransi Laktosa Primer
Saat bayi, kita akan lebih sering mengkonsumsi susu daripada makanan berat atau ringan. Pada masa itu, tubuh memiliki enzim laktase yang cukup untuk mengurai laktosa yang diterima. Seiring bertambahnya usia, enzim laktase ini mulai turun karena sudah mulai menggantinya dengan makanan atau minuman lain, tetapi laktase masih dalam kadar yang cukup untuk mencerna laktosa.
Namun, pada kasus intoleransi laktosa primer, enzim laktase akan turun secara tajam hingga menyebabkan gangguan pencernaaan. Biasanya kondisi ini dimulai ketika bayi berumur 2 tahun dan gangguannya akan terasa ketika remaja atau dewasa.
Intoleransi Laktosa Sekunder
Sesuai namanya, pengurangan enzim laktase pada intoleransi laktosa sekunder tidak disebabkan oleh kondisi alamiah seperti pada intoleransi laktosa primer, melainkan disebabkan oleh faktor eksternal. Misalnya penurunan enzim laktase akibat penyakit Crohn, penyakit celiac, radang usus besar, atau infeksi usus. Kondisi lain juga dapat menyebabkan intoleransi laktosa sekunder seperti penggunaan antibiotik dalam jangka panjang atau efek kemoterapi.
Intoleransi Laktosa Kongenital
Selanjutnya intoleransi laktosa kongenital, yaitu yang terjadi saat janin dalam masa perkembangan di dalam rahim. Kondisi ini sering terjadi pada bayi yang lahir secara prematur. Kondisi tersebut disebabkan karena bayi prematur belum memiliki sistem pencernaan yang sempurna terutama pada ususnya. Akan tetapi, kondisi ini hanya berlangsung sementara dan akan membaik seiring berkembangnya sistem pencernaan pada bayi.
Intoleransi Laktosa Bawaan
Pada kondisi yang sangat langka, intoleransi laktosa bisa disebabkan karena kelainan genetik yang diwariskan dari orang tua. Ini menyebabkan bayi terlahir dengan enzim laktase yang sedikit atau tidak ada sama sekali. Di luar hal-hal yang disebutkan di atas, terdapat hal menarik mengenai faktor resiko yang menyebabkan kondisi intoleransi laktase.
Dilansir dari Mayo Clinic, intoleransi laktase ternyata lebih umum terjadi pada etnis tertentu, yaitu orang Afrika, Asia, Hispanik, dan Indian Amerika.
Gejala Intoleransi Laktosa
Gejala intoleransi laktosa biasanya muncul 30 menit hingga 2 jam setelah penderita mengkonsumsi susu atau olahan dari susu. Gejala yang umum terjadi yaitu:
- Nyeri perut
- Sering buang angin
- Diare
- Mual dan muntah
- Perut kembung
Intensitas gejalanya juga berbeda-beda tergantung seberapa banyak penderita dalam mengkonsumsi laktosa, serta separah apa kondisi intoleransi yang diderita.
Komplikasi dan Cara Pencegahan Intoleransi Laktosa
Susu yang paling banyak mengandung laktosa juga menyimpan berbagai kandungan yang bermanfaat bagi tubuh seperti kalsium, vitamin, dan protein. Kegagalan pencernaan ini bisa menjadikan tubuh tidak dapat menyimpan nutrisi bermanfaat yang terdapat dalam susu tersebut dengan baik.
Kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi penyakit lain seperti malnutrisi, osteopenia, dan osteoporosis.
Cara Mencegah Intoleransi Laktosa
Kondisi ini sulit untuk dicegah, tetapi jika kamu berada pada kondisi ini sebaiknya mengurangi makanan atau minuman yang mengandung laktosa terutama susu atau olahan dari susu. Sebaliknya, kamu bisa mendapat asupan gizi dari produk selain susu, seperti ikan, sarden atau makarel, sayuran hijau, dan lain sebagainya.
Jika kondisi intoleransi laktosa terjadi sangat parah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter profesional. Ini juga penting untuk mendiagnosa intoleransi laktosa serta menentukan pola makan jika mengalami gangguan pencernaan ini. ***