RIAU24.COM - Uni Eropa (UE) telah memberikan persetujuan untuk Nippon Steel Jepang untuk mengakuisisi US Steel dalam kesepakatan senilai $ 14,9 miliar.

Menurut Reuters, keputusan oleh Komisi Eropa datang di tengah oposisi politik di AS, dengan kekhawatiran tentang keamanan nasional dan kemungkinan kehilangan pekerjaan.

Sementara persetujuan itu diantisipasi di Uni Eropa, kesepakatan itu menghadapi perlawanan di AS, dengan anggota parlemen menyatakan kekhawatiran dan serikat pekerja US Steel menyuarakan keprihatinan tentang pekerjaan.

Akuisisi, yang diselesaikan oleh Nippon pada bulan Desember, menandai momen besar dalam industri baja, dengan Nippon menang atas penawar lain seperti Cleveland-Cliffs, ArcelorMittal, dan Nucor.

Perkembangan ini memposisikan Nippon sebagai pembuat baja terbesar keempat di dunia, untuk memperluas kapasitas baja mentah globalnya, yang bertujuan untuk 100 juta metrik ton.

Terlepas dari pengawasan yang sedang berlangsung, mayoritas pemegang saham US Steel memberikan suara mendukung kesepakatan pada bulan April.

Sementara oposisi berlanjut, Nippon berusaha untuk mengatasi kekhawatiran dengan membuat rencana untuk memindahkan kantor pusatnya di AS ke Pittsburgh, tempat US Steel berkantor pusat.

Selain itu, Nippon telah meyakinkan untuk menegakkan semua perjanjian yang ada antara US Steel dan United Steelworkers.

Terlepas dari upaya ini, kesepakatan itu menghadapi perlawanan dari berbagai pihak, termasuk Presiden AS Joe Biden, yang mengadvokasi US Steel untuk tetap dimiliki di dalam negeri.

Sebaliknya, Donald Trump, pesaing utama untuk pemilihan presiden, mengatakan bahwa ia akan memblokir kesepakatan jika terpilih.

Sementara Departemen Kehakiman telah mencari rincian tambahan tentang merger yang diusulkan sebagai bagian dari tinjauan antimonopoli, US Steel tetap optimis tentang prospek kesepakatan itu.

Perusahaan mengharapkan akuisisi akan selesai pada paruh kedua tahun 2024, dibandingkan dengan garis waktu awal kuartal kedua hingga ketiga.

Meskipun ada tantangan, saham US Steel mengalami kenaikan 2 persen dalam perdagangan pagi setelah persetujuan Uni Eropa.

Namun, saham perusahaan telah mengalami penurunan 25 persen sejak awal tahun.

(***)