Perang Gaza: Delegasi Hamas Akan Melakukan Perjalanan ke Kairo Hari Ini untuk Pembicaraan Gencatan Senjata
RIAU24.COM - Kelompok militan Palestina Hamas mengatakan pada hari Jumat (3 Mei) bahwa delegasinya akan melakukan perjalanan ke Kairo pada hari Sabtu untuk melanjutkan pembicaraan gencatan senjata Gaza dengan Israel.
Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengatakan, "Kami menekankan semangat positif yang dengannya kepemimpinan Hamas menangani proposal gencatan senjata yang baru-baru ini diterimanya, dan kami akan pergi ke Kairo dengan semangat yang sama untuk mencapai kesepakatan."
"Kami di Hamas dan pasukan perlawanan Palestina bertekad untuk mencapai kesepakatan yang memenuhi tuntutan rakyat kami untuk penghentian total agresi, penarikan pasukan pendudukan, kembalinya para pengungsi, bantuan dan rekonstruksi, dan kesepakatan pertukaran yang serius," tambahnya.
Pernyataan Hamas datang ketika mediator asing telah menunggu tanggapan dari kelompok itu untuk menghentikan pertempuran selama 40 hari dan menukar sandera dengan tahanan Palestina.
'Netanyahu masih menjadi penghalang'
Sementara Hamas menuntut gencatan senjata abadi di Jalur Gaza, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bersumpah untuk menghancurkan pejuang yang tersisa di Rafah.
Pada hari Jumat, seorang pejabat tinggi Hamas menuduh Netanyahu mencoba menggagalkan gencatan senjata Gaza yang diusulkan dan kesepakatan pembebasan sandera dengan ancamannya untuk terus memerangi militan, kantor berita AFP melaporkan.
"Netanyahu adalah penghambat dari semua putaran dialog sebelumnya. Dan jelas bahwa dia masih," tambah pejabat itu.
Serangan Rafah bisa menyebabkan pertumpahan darah: WHO
Pada hari Jumat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa serangan Israel di Rafah dapat menyebabkan pertumpahan darah.
Dalam sebuah posting di X, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, "WHO sangat prihatin bahwa operasi militer skala penuh di Rafah, Gaza, dapat menyebabkan pertumpahan darah, dan semakin melemahkan sistem kesehatan yang sudah rusak."
WHO sebelumnya mengatakan bahwa sebagian besar fasilitas kesehatan Gaza telah rusak atau hancur di tengah pemboman berat Israel.
“Hanya 12 dari 36 rumah sakit Gaza dan 22 dari 88 fasilitas kesehatan primernya yang berfungsi sebagian", badan kesehatan PBB menambahkan.
(***)