Menu

Ini Penyebab Scabies pada Manusia, Ciri-ciri, dan Cara Mengobatinya

Devi 1 May 2024, 20:45
Ini Penyebab Scabies pada Manusia, Ciri-ciri, dan Cara Mengobatinya
Ini Penyebab Scabies pada Manusia, Ciri-ciri, dan Cara Mengobatinya

RIAU24.COM Scabies atau kudis umumnya dialami oleh hewan peliharaan. Akan tetapi, manusia juga bisa lho mengalami scabies.
Scabies adalah penyakit kulit akibat gigitan tungau. Pada manusia, scabies disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Gejala scabies umum yang muncul, antara lain rasa gatal dan kemerahan di kulit.

Meski sama-sama disebabkan tungau, dilansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, tungau pemicu scabies pada manusia dan binatang itu berbeda. Walau begitu, gejala yang ditimbulkan hampir sama, seperti rasa gatal yang hebat.

Cari tahu penyebab, gejala, pengobatan, serta pencegahan scabies pada manusia di uraian berikut.

Penyebab Scabies
Scabies pada manusia disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Tungau ini masuk ke dalam kulit, lalu bersembunyi dan bertelur di sana.

Saat telurnya menetas, larva tungau bergerak ke permukaan kulit dan berkembang. Tungau ini kemudian dapat menyebar ke bagian tubuh lain maupun ke orang lain melalui kontak kulit ke kulit.

Rasa gatal yang muncul saat menderita scabies disebabkan oleh reaksi alergi tubuh terhadap keberadaan tungau, telur, maupun kotorannya.

Penyakit ini bisa ditularkan ke orang lain lewat kontak kulit langsung yang berkepanjangan dengan penderita scabies. Kudis juga dapat ditularkan secara seksual.

Scabies terkadang bisa menyebar secara tidak langsung melalui barang, seperti pakaian, handuk, atau kasur yang digunakan penderitanya. Namun, penyebaran cara ini lebih rentan oleh orang yang mengalami kudis berkrusta.

Jika seseorang melakukan kontak dengan binatang yang mengidap kudis ini, tungau hewan bisa menyebar ke dirinya tapi hanya menimbulkan gatal dan iritasi kulit sementara.

Hal ini karena tungau dari binatang tidak bisa berkembang biak pada manusia dan akan mati dengan sendirinya dalam beberapa hari. Dan orang itu pun tidak perlu mendapat pengobatan khusus.

Kendati demikian, hewan tersebut harus diobati sebab tungaunya dapat terus masuk ke kulit manusia dan menimbulkan gejala serupa.

Gejala Scabies
Gejala umum scabies pada manusia, yakni:

  • Rasa gatal parah, terutama pada malam hari
  • Ruam
  • Kulit bersisik atau lecet
  • Muncul garis gatal (liang linier) seperti benjolan atau bekas luka di kulit.

Gejala di atas bisa ditemukan pada: sela-sela jari tangan dan kaki, ketiak, pinggang, pergelangan tangan, siku bagian dalam, telapak kaki, dada, sekitar puting, pusar, alat kelamin, area selangkangan, dan pantat.

Pada bayi dan anak kecil, scabies biasanya terjadi di: jari-jari, wajah, kulit kepala, leher, telapak tangan, dan telapak kaki.

Jika seseorang belum pernah menderita kudis sebelumnya, gejala bisa muncul pada 4-8 minggu setelah terpapar tungau Sarcoptes scabiei. Meski gejala belum terlihat, usai tertular ia dapat menyebarkan tungau kembali kepada orang lain.

Pada orang yang pernah menderita scabies, gejala biasanya muncul lebih cepat sekitar 1-4 hari sesudah terpapar tungau.

Pengobatan Scabies
Pengobatan kudis dilakukan untuk menghilangkan infeksi. Umumnya, digunakan krim topikal atau obat oral untuk kasus yang parah. Berikut cara mengobati scabies pada manusia:

1. Mengoleskan Salep Topikal
Sejumlah salep, krim, atau losion biasanya akan diresepkan oleh dokter untuk mengobati kudis. Salep umumnya dioleskan ke seluruh tubuh dan dibiarkan selama setidaknya 8 jam.

Salep atau losion yang digunakan untuk mengobati scabies, seperti permethrin 5%, losion malathion 0,5%, emulsi benzil benzoat 10-25%, dan krim sulfur 5-10%.

2. Minum Obat Oral
Obat ivermectin yang diminum secara oral umumnya diresepkan kepada penderita scabies berkrusta dan ketika salep yang diresepkan tidak berpengaruh.

Ivermectin tidak dianjurkan untuk orang hamil dan menyusui maupun anak dengan berat badan kurang dari 15 kilogram.

Pengobatan bisa dilakukan berulang untuk membunuh tungau yang baru menetas. Maka dari itu, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter.

Selain itu, orang yang tinggal serumah dengan penderita scabies juga harus diobati meski tidak menunjukkan gejala untuk menghentikan penyebaran.

Pencegahan Scabies
Untuk mencegah infeksi kudis berulang dan penularannya kepada orang lain, berikut cara mencegah scabies seperti dikutip dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO):

  • Hindari kontak kulit dengan penderita scabies, terutama jika ia mengalami ruam gatal.
  • Obati semua orang yang tinggal serumah dengan penderita kudis untuk cegah penularan ke orang lain.
  • Cuci bersih seluruh pakaian, kain, maupun tempat tidur yang digunakan penderita scabies.
  • Gunakan air hangat dan sabun untuk mencuci pakaian, handuk, dan seprai yang telah digunakan tiga hari sebelum pengobatan dimulai.
  • Keringkan cucian dengan suhu tinggi, di bawah sinar matahari langsung atau gunakan pengering panas.
  • Segel barang-barang yang tidak bisa dicuci dalam plastik tertutup rapat dan simpan di tempat aman selama 2 minggu untuk hilangkan tungau. Sebab tungau akan mati jika tidak mendapatkan makanan selama beberapa hari.
  • Bersihkan ruangan yang dipakai untuk merawat penderita kudis, terutama kudis berkrusta.

Itu tadi seputar kudis atau scabies pada manusia. Jadi, jangan sepelekan penyakit kulit satu ini ya. Lakukan pengobatan segera jika mengalami gejala seperti di atas. ***