Menu

Demo Mahasiswa Di Amerika Menggila, Polisi Turun hingga Kampus Ancam Dengan DO 

Zuratul 1 May 2024, 22:10
Demo Mahasiswa Di Amerika Menggila, Polisi Turun hingga Kampus Ancam Dengan DO. (X/Foto)
Demo Mahasiswa Di Amerika Menggila, Polisi Turun hingga Kampus Ancam Dengan DO. (X/Foto)

RIAU24.COM -Gelombang unjuk rasa di kampus-kampus Amerika Serikat (AS) masih terus memuncak. 

Mereka terus menuntut agar Israel menghentikan serangannya ke Gaza, Palestina, dan menekan Washington agar berhenti menyokong Tel Aviv dalam serangan-serangan itu.

Hal ini mulai mengundang reaksi tegas dari pihak kampus. 

Setelah sebelumnya lembaga akademik memanggil polisi untuk mengambil tindakan tegas, kali ini kampus mulai mengancam para siswanya dengan ancaman drop out (DO).

Kebijakan ini mulai diumumkan oleh Columbia University (CU) di New York. 

Pejabat kampus itu pada Selasa waktu setempat mengumumkan akan mengeluarkan mahasiswa yang merebut dan menempati gedung kelas dalam aksinya.

"Gangguan di kampus telah menciptakan lingkungan yang mengancam bagi banyak mahasiswa dan dosen Yahudi kami dan gangguan bising yang mengganggu pengajaran, pembelajaran, dan persiapan ujian akhir," kata universitas tersebut dalam sebuah pernyataan dikutip Reuters, dikutip Rabu (1/5/2024).

Pengumuman ini sendiri disampaikan saat mahasiswa mengambil alih sebuah gedung di Columbia University pada Selasa pagi. 

Mereka menutup pintu masuk dan mengibarkan bendera Palestina di luar jendela.

Rekaman video menunjukkan para pengunjuk rasa di kampus Columbia di Manhattan bergandengan tangan di depan salah satu gedung legendaris di universitas itu, Hamilton Hall. Mereka membawa perabotan serta barikade logam ke gedung tersebut.

Mereka juga nampak berkeliaran di luar pintu barikade, bertepuk tangan. 

Yel-yel seperti "Rakyat bersatu tidak akan pernah dikalahkan" dan "Bebaskan Palestina!" juga diteriakkan.

Postingan di halaman Instagram penyelenggara protes mengajak masyarakat untuk melindungi perkemahan dan bergabung dengan mereka di Hamilton Hall. 

Di postingan X, para pengunjuk rasa mengatakan mereka berencana untuk tetap berada di aula sampai universitas menyetujui tiga tuntutan yakni divestasi, transparansi keuangan, dan amnesti.

"Sebuah kelompok otonom merebut kembali Hind's Hall, yang sebelumnya dikenal sebagai 'Hamilton Hall', untuk menghormati Hind Rajab, seorang martir yang dibunuh di tangan negara Israel pada usia enam tahun," tulis akun organisasi pengunjuk rasa, CU Apartheid Divest (CUAD), dikutip Associated Press (AP).

(***)