Menu

Catat Pertumbuhan Cemerlang di Kuartal I 2024, Indosat Ooredoo Hutchison Perkuat Kolaborasi Berdayakan Indonesia dengan AI

Riko 1 May 2024, 15:53
Foto (istimewa)
Foto (istimewa)

RIAU24.COM - Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH, IDX: ISAT), hari ini mengumumkan hasil kinerja keuangan kuartal pertama (Q1) tahun 2024. Dengan pertumbuhan positif di semua lini bisnis dan komitmen berkelanjutan untuk mengoptimalkan biaya, Indosat membukukan pencapaian solid dalam kinerja finansial dan operasional.

Selama tiga bulan pertama tahun ini, Indosat mencatat total pendapatan sebesar Rp13.835 miliar, meningkat 15,8% dibandingkan tahun sebelumnya (YoY). Sementara itu, EBITDA tumbuh lebih cepat dari pendapatan, mencapai peningkatan 22,1% YoY menjadi Rp6.509 miliar. Kinerja keuangan yang cemerlang ini, mendorong peningkatan EBITDA Margin Indosat menjadi 47,0% dan menghasilkan Laba Periode Berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk, sebesar Rp1.295 miliar, naik 39,4% dari tahun sebelumnya (Year-on-Year/YoY).

Vikram Sinha, President Director and Chief Executive Officer Indosat Ooredoo Hutchison menyatakan, pencapaian kuartal pertama 2024 ini mencerminkan komitmen Indosat untuk menciptakan nilai berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan, serta memperkuat ekonomi digital Indonesia.

"Kami terus meningkatkan jaringan kami untuk memastikan konektivitas yang lancar dan memberikan pengalaman yang mengesankan bagi pelanggan di seluruh Indonesia. Sementara itu, kami juga meningkatkan keunggulan operasional dan efisiensi kami secara signifikan, yang memungkinkan kami meraih pertumbuhan pendapatan dan terus meningkatkan profitabilitas,"ujarnya.

Pada akhir kuartal pertama tahun 2024 katanya jumlah pelanggan Indosat meningkat 2,3% YoY, mencapai 100,8 juta pelanggan. Pertumbuhan ini berkontribusi pada lonjakan trafik data sebesar 14,3% YoY menjadi 3.858 Petabytes (PB). Peningkatan ini terjadi seiring dengan investasi strategis dalam meningkatkan infrastruktur jaringannya. Sepanjang kuartal pertama, jumlah BTS 4G Indosat meningkat sebesar 20,8% YoY menjadi 184 ribu. Hal ini memastikan konektivitas yang lancar dan pengalaman pelanggan yang lebih baik bagi basis pengguna yang berkembang pesat dan berkontribusi pada lonjakan ARPU (Pendapatan Rata-Rata Per Pengguna) sebesar 13,9% YoY untuk pelanggan seluler, yang mencapai Rp37.500.

Komitmen perluasan jaringan Indosat ke berbagai pelosok pedesaan di wilayah Sumatera katanya juga ditunjukkan dengan peningkatan jumlah BTS 4G di kuartal pertama 2024 yang melesat hingga 44,6% YoY menjadi hampir 18 ribu BTS 4G di Sumatera bagian selatan (Sumbagsel), sedangkan di Sumatera bagian utara (Sumbagut) bertambah menjadi lebih dari 20 ribu BTS 4G atau meningkat 37,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Hal ini berdampak pada peningkatan trafik data di Sumbagut di sepanjang kuartal pertama 2024 yang naik 29,3% YoY, menyusul Sumbagsel juga meningkat 23,3% YoY, dan Sumatera bagian tengah (Sumbagteng) turut tumbuh 23,1% YoY. Tidak hanya itu, jumlah pelanggan Indosat di wilayah Sumbagut naik 19%, disusul Sumbagteng yang meningkat 15,8%, dan di Sumbagsel tumbuh menjadi lebih dari 6,7 juta pelanggan. Ekspansi di sisi jaringan ini mencerminkan komitmen Indosat untuk terus memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas infrastruktur telekomunikasinya guna memberikan pengalaman mengesankan (marvelous experience) bagi pelanggan khususnya di wilayah Sumatera.  yang membuktikan kepercayaan masyarakat Sumatera terhadap produk dan layanan dari Indosat semakin besar.

Pada Q1 2024, Indosat mengalami peningkatan Outlook dari “Stabil” menjadi “Positif” oleh lembaga pemeringkat internasional, Fitch, dan mempertahankan peringkat kredit AA+(idn). Perusahaan juga menerima peringkat idAAA (Stabil) dari Pefindo. Dalam beberapa minggu terakhir, ISAT masuk ke dalam Indeks LQ45 sebagai salah satu indeks paling likuid di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ini mencerminkan kondisi keuangan yang solid dan prospek pertumbuhan yang sangat baik, dengan nilai transaksi tinggi dan frekuensi yang tinggi di pasar modal Indonesia.