Desa Kuno yang Terendam Berusia 300 Tahun Bangkit dari Kedalaman Selama Kekeringan Filipina yang Parah
RIAU24.COM - Sebuah pemukiman desa yang sudah ada sejak hampir 300 tahun yang lalu, yang terendam oleh bendungan pada 1970-an, telah muncul kembali di Filipina utara sebagai akibat dari periode kekeringan yang berkepanjangan.
Bagian desa, seperti gereja dan batu nisan, menjadi terlihat ketika air Bendungan Pantabangan di provinsi Nueva Ecija surut.
Tingkat air bendungan telah menurun hampir 50 meter di bawah tingkat biasanya, menandai kesempatan keenam di mana desa telah muncul kembali sejak bendungan dibangun.
"Ini adalah waktu terlama (terlihat) berdasarkan pengalaman saya," kata Paladin kepada kantor berita AFP.
Setengah dari provinsi di Filipina, termasuk Nueva Ecija, secara resmi menghadapi kondisi kekeringan.
Gelombang panas yang sedang berlangsung memberi tekanan pada pasokan listrik di Luzon, pulau utama negara itu, yang menyumbang tiga perempat dari output ekonomi negara. Menurut operator jaringan Filipina, 13 pembangkit listrik telah offline, mengurangi cadangan.
Menanggapi perkiraan indeks panas yang mencapai rekor tertinggi, Kementerian Pendidikan Filipina telah menginstruksikan sekolah umum untuk beralih ke pembelajaran online.
Meningkatnya suhu di Indonesia telah menyebabkan peningkatan kasus demam berdarah yang signifikan. Bulan lalu, kasus yang dilaporkan melonjak menjadi 35.000, naik tajam dari 15.000 tahun sebelumnya.
Mengapa Filipina menghadapi kekeringan parah?
Di Filipina, Maret, April, dan Mei biasanya merupakan bulan-bulan terpanas dan terkering, tetapi tahun ini, cuaca El Nino telah memperburuk keadaan.
El Nino, yang terjadi ketika bagian tengah dan timur Samudra Pasifik menjadi lebih hangat dari biasanya, telah menyebabkan lebih sedikit hujan daripada biasanya di negara itu.
(***)