Dokter AS Ungkap Kondisi Ngeri di Gaza, Pasien di RS Terlantar-Banyak yang Kelaparan
"Kami dikerumuni oleh orang-orang yang menggedor-gedor mobil, beberapa bahkan mencoba melompat ke atas. Si supir pun memaklumi. Mereka tidak berhenti, karena jika mereka berhenti orang-orang itu akan melompat ke atas mobil. Orang-orang itu tidak mencoba menyakiti kami, mereka hanya memohon makanan, mereka kelaparan," ucapnya.
Hari-hari Attar pun dipenuhi berbagai pemandangan yang menyayat hati. Setiap hari, Attar harus memutuskan siapa yang harus diselamatkan, siapa yang sudah tidak memiliki harapan. Para pasien tergeletak di lantai rumah sakit dengan bersimbahan darah dan perban bekas, dan seisi ruangan dipenuhi isak tangis akibat kesakitan dan kehilangan keluarga tercinta.
Bahkan bagi dokter perang seperti Attar yang sudah berpengalaman di Ukraina, Siria, dan Irak, apa yang dia saksikan di Gaza adalah 'kengerian' yang tidak pernah bisa dilupakan.
"Saya masih memikirkan semua pasien yang saya rawat, semua dokter yang masih ada di sana. Ada sedikit rasa bersalah dan malu karena saya harus pergi padahal masih banyak hal yang perlu dilakukan. Masih banyak yang mereka butuhkan, dan saya meninggalkan mereka yang masih di sana dan menderita," pungkasnya. ***