Pemimpin Palestina Abbas Sebut Hanya AS yang Bisa Hentikan Serangan Israel Terhadap Rafah
RIAU24.COM - Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada hari Minggu (28 April) mengatakan bahwa Amerika Serikat adalah satu-satunya negara yang dapat menghentikan invasi Israel ke kota perbatasan Rafah di Gaza.
"Kami menyerukan kepada Amerika Serikat untuk meminta Israel agar tidak melanjutkan serangan Rafah. Amerika adalah satu-satunya negara yang mampu mencegah Israel melakukan kejahatan ini,” kata Abbas mengatakan pada pertemuan khusus Forum Ekonomi Dunia di ibukota Saudi, Riyadh.
Dia lebih lanjut menyatakan bahwa serangan Israel, yang diperkirakan akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang, dapat mendorong evakuasi di wilayah tersebut, mendorong orang-orang keluar dari daerah kantong Palestina yang terkepung, mengatakan bahwa ini bisa menjadi bencana terbesar dalam sejarah rakyat Palestina.
"Apa yang akan terjadi dalam beberapa hari mendatang adalah apa yang akan dilakukan Israel dengan menyerang Rafah karena semua warga Palestina dari Gaza berkumpul di sana," kata Abbas.
Lebih lanjut menegaskan bahwa ia menolak pemindahan warga Palestina ke Yordania dan Mesir, ia menyatakan keprihatinannya atas Israel menyelesaikan operasinya di Gaza yang menyatakan bahwa ini akan mendorong orang-orang Palestina untuk keluar dari Tepi Barat dan berlindung di Yordania.
"Poin ketiga adalah bahwa kita tidak akan menerima dengan kasus apapun pemindahan warga Palestina dari Gaza atau Tepi Barat di luar tanah air mereka, dan mereka harus tinggal di negara mereka, kita tidak boleh mengulangi Nakba tahun 1948 dan 1967," kata presiden Palestina.
Israel, yang meningkatkan serangan udara terhadap Rafah pekan lalu, selama berminggu-minggu mengancam akan melancarkan serangan di Jalur Gaza dengan tujuan untuk menghancurkan batalyon Hamas yang tersisa.
Negara-negara termasuk sekutu terdekat Israel, AS, telah meminta Tel Aviv untuk tidak menyerang kota selatan, yang menghubungkan perbatasan Mesir dan menyediakan tempat berlindung bagi lebih dari satu juta warga Palestina yang melarikan diri dari serangan Israel.
(***)