Menu

Deretan Kelemahan Timnas Indonesia yang perlu Dibenahi di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

Zuratul 23 Apr 2024, 11:31
Deretan Kelemahan Timnas Indonesia yang perlu Dibenahi di Perempat Final Piala Asia U-23 2024. (X/Foto)
Deretan Kelemahan Timnas Indonesia yang perlu Dibenahi di Perempat Final Piala Asia U-23 2024. (X/Foto)

RIAU24.COM -Timnas Indonesia U-23 masih punya kekurangan di balik keberhasilan lolos ke perempat final Piala Asia U-23 2024. 

Tampil sebagai debutan, Garuda Muda melangkah ke fase gugur sebagai runner up Grup A. 

Timnas Indonesia U-23 lewat enam poin, berselisih satu angka dari tuan rumah Qatar dengan tujuh angka.

Torehan enam poin didapatkan dari dua kemenangan melawan Australia (1-0) dan Yordania (4-1). Lalu terdapat satu kali kalah kontra Qatar (0-2). 

Berikut lima kelemahan Indonesia yang perlu dibenahi di Piala Asia U-23.

1. Kesalahan Kecil Bisa Berdampak Besar

Kesalahan sekecil apapun bisa berbuah petaka bagi Timnas Indonesia U-23. 

Terlebih di fase gugur, hanya ada satu kesempatan untuk melaju ke babak selanjutnya.

Saat bertanding melawan Qatar pada laga pembuka, terdapat beberapa kontroversi wasit yang membuahkan penalti untuk lawan. 

Terlepas dari keputusan wasit, pemain Indonesia juga perlu berhati-hati terhadap segala potensi pelanggaran.

Begitu juga ketika bermain lawan Yordania. Justin Hubner mendapatkan kartu kuning karena menarik baju lawan dan sebelumnya sempat mengangkat kaki tinggi hingga terkena leher pemain Yordania.

2. Efektivitas Transisi

Transisi menyerang dan bertahan Timnas Indonesia U-23 perlu jadi perhatian. Selain kecepatan peralihan, efektivitas juga harus ditingkatkan.

Ini tak lepas dari gaya permainan Pratama Arhan dan rekan-rekan yang dinamis. 

Tak jarang satu pemain berada di posisi yang bukan jadi tugas aslinya dalam skenario menyerang atau bertahan.

Tak jarang bagian tepi lapangan jadi kosong lantaran bek sayap Indonesia kerap maju ke depan. 

Begitu juga ketika melakukan serangan balik, acap kali jumlah pemain yang seharusnya memberi dukungan kepada pemegang bola tidak optimal.

3. Lini Depan Kurang Klinis

Lini depan Timnas Indonesia U-23 kurang klinis untuk sebagai juru gedor. 

Tugas utama sebagai pencetak gol pun belum ditunaikan dalam tiga pertandingan babak penyisihan.

Sosok sentral lini depan adalah Rafael Struick. Ia selalu jadi pilihan utama STY di garda terdepan. 

Hokky Caraka selalu jadi cadangan sedangkan Ramadhan Sananta terlanjur kena kartu merah di laga pertama.

Namun dari total lima gol yang dicetak Indonesia, tidak ada satupun yang hadir dari kaki penyerang.

Meski demikian, pergerakan Rafael Struick cukup berbahaya bagi lawan dan sempat membuahkan penalti untuk Indonesia saat melawan Yordania.

4. Tarik-ulur Pemain dengan Klub

Piala Asia U-23 yang tak termasuk ke dalam agenda FIFA jadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Sebab tidak ada kewajiban klub untuk melepas pemain ke Garuda Muda.

Situasi ini membuat persiapan Piala Asia U-23 terbilang sempit, hanya dua pekan. Selain itu beberapa pemain juga menyusul ke Qatar setelah turnamen sudah dimulai. Tambal-sulam pemain pun terpaksa dilakukan.

Setelah Indonesia lolos ke perempat final, salah satu pemain yakni Nathan Tjoe-A-On juga harus kembali ke klubnya. 

Hal ini membuat STY perlu memutar otak untuk mencari jalan keluar.

5. Stamina Pemain

Stamina harus jadi perhatian STY jelang perempat final Piala Asia U-23 2024. Jarak pertandingan hanya dua hingga tiga hari membuat pemulihan tak begitu leluasa.

Belum lagi dengan situasi iklim atau cuaca di lokasi turnamen yang tak menentu. 

Bermain di Timur Tengah dapat jadi rintangan tersendiri bagi mereka yang berasal di Asia Tenggara seperti Indonesia.

Selain itu, di fase gugur juga memungkinkan pertandingan bergulir hingga babak tambahan. 

Melawan raksasa Asia seperti Korea Selatan atau Jepang bakal sangat menguras energi dengan gaya permainan cepat mereka.

(***)