Menu

Keajaiban di Gaza yang Hancur: Bayi Lahir dengan Keadaan Hidup dari Mayat Ibu yang Terbunuh dalam Serangan

Amastya 22 Apr 2024, 22:23
Bayi perempuan Palestina, diselamatkan dari rahim ibunya, yang tewas dalam serangan Israel /Reuters
Bayi perempuan Palestina, diselamatkan dari rahim ibunya, yang tewas dalam serangan Israel /Reuters

RIAU24.COM - Dalam sebuah peristiwa ajaib, para dokter melahirkan seorang bayi perempuan dari rahim seorang wanita Palestina yang terbunuh bersama dengan putri dan suaminya, dalam serangan oleh Israel di kota Rafah Gaza, di mana 19 orang tewas dalam serangan intensif, menurut pejabat kesehatan Palestina.

“Para pejabat mengatakan bahwa hampir 13 anak dari satu keluarga meninggal setelah dua rumah terkena serangan,” kata para pejabat.

Menurut dokter Mohammed Salama, yang merawat bayi yang baru lahir, bayi itu beratnya 1,4 kg dan dilahirkan oleh dokter dalam operasi caesar darurat. Dia menambahkan dia stabil dan secara bertahap membaik.

Ibu bayi itu, Sabreen Al-Sakani, sedang hamil 30 minggu ketika dia terbunuh dalam serangan itu.

Para dokter menempatkan bayi itu di inkubator di rumah sakit Rafah dan menempelkan selotip di dadanya dengan kata-kata, "Bayi martir Sabreen Al-Sakani".

Menurut pamannya Rami Al-Sheikh, putri muda Sakani, Malak, ingin menamai adik barunya Rouh, yang berarti roh dalam bahasa Arab.

"Gadis kecil Malak senang bahwa saudara perempuannya datang ke dunia," kata Al-Sheikh.

Bayi tetap di rumah sakit selama tiga sampai empat minggu

Dokter Salama mengatakan bahwa bayi itu akan tetap di rumah sakit selama tiga hingga empat minggu.

"Setelah itu, kita akan melihat tentang kepergiannya, dan ke mana anak ini akan pergi, ke keluarga, ke bibi atau paman atau kakek-nenek. Inilah tragedi terbesar. Bahkan jika anak ini selamat, dia terlahir sebagai yatim piatu," kata dokter.

Menurut pejabat kesehatan Palestina, 13 anak tewas dalam serangan di rumah kedua yang merupakan milik keluarga Abdel Aal. Dalam serangan itu, dua wanita juga tewas.

Seorang juru bicara militer Israel, berbicara kepada Reuters, mengatakan bahwa sasaran militan yang berbeda diserang di Gaza yang termasuk kompleks militer, pos peluncuran dan orang-orang bersenjata.

Sementara itu, warga Gaza lainnya, Mohammad al-Behairi mengatakan putri dan cucunya terjebak di bawah reruntuhan.

"Ini adalah perasaan sedih, depresi, kita tidak punya apa-apa lagi dalam hidup ini untuk menangis, perasaan apa yang akan kita miliki? Ketika Anda kehilangan anak-anak Anda, ketika Anda kehilangan orang-orang terdekat yang Anda cintai, bagaimana perasaan Anda?" kata al-Behairi.

(***)