Menu

Rusia Lakukan Peluncuran Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua yang Sukses

Amastya 13 Apr 2024, 12:13
Peluncuran Rudal Balistik Rusia /Reuters
Peluncuran Rudal Balistik Rusia /Reuters

RIAU24.COM Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Jumat (12 April) mengatakan bahwa mereka telah melakukan uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua yang sukses di kompleks peluncuran roket Kapustin Yar di wilayah Astrakhan selatan.

Seperti dikutip oleh kantor berita milik negara Rusia mengutip kementerian pertahanan yang mengatakan, "Pada 12 April 2024, dari Rentang Interspesifik Pusat Negara ke-4 Kapustin Yar di Wilayah Astrakhan, kru tempur Pasukan Rudal Strategis berhasil meluncurkan rudal balistik antarbenua dari sistem rudal darat bergerak."

Laporan itu menyebutkan bahwa peluncuran itu dilakukan sebagai bagian dari pengujian negara terhadap sistem rudal yang menjanjikan.

Selain itu, peluncuran juga difokuskan untuk mengonfirmasi stabilitas rudal yang beroperasi dengan tentara Rusia.

Kementerian mencatat bahwa semua tugas diselesaikan secara penuh. Hasilnya menunjukkan keandalan rudal domestik yang tinggi, memastikan keamanan strategis negara.

AS mengatakan China mendukung upaya perang Rusia di Ukraina

Pejabat senior AS mengatakan pada hari Jumat (12 April) bahwa China membantu upaya perang Rusia di Ukraina.

Para pejabat AS mengatakan bahwa Beijing membantu Moskow dalam penumpukan militer terbesarnya sejak era Soviet, menyediakan teknologi drone dan rudal, citra satelit dan peralatan mesin.

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa para pejabat mengatakan Presiden AS Joe Biden mengangkat masalah ini dengan Presiden China Xi Jinping dalam panggilan telepon mereka baru-baru ini dan bahwa itu adalah topik diskusi dengan sekutu AS di Eropa dan di seluruh dunia.

Para pejabat berbicara dengan syarat anonim.

Seorang pejabat mengatakan, “bahan-bahan China mengisi kesenjangan kritis dalam siklus produksi pertahanan Rusia dan membantu Moskow melakukan ekspansi pertahanan paling ambisius sejak era Soviet dan pada garis waktu yang lebih cepat daripada yang kami yakini mungkin terjadi di awal konflik ini."

"Pandangan kami adalah bahwa salah satu langkah paling mengubah permainan yang tersedia bagi kami saat ini untuk mendukung Ukraina adalah membujuk RRT (Tiongkok) untuk berhenti membantu Rusia menyusun kembali basis industri militernya. Rusia akan berjuang untuk mempertahankan upaya perangnya tanpa masukan RRT," ungkap pejabat itu.

(***)