Hizbullah yang Didukung Iran Tembakkan Puluhan Rudal ke Israel Utara
RIAU24.COM - Hizbullah yang berbasis di Lebanon yang menolak serangan Israel di Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu dilaporkan telah menembakkan puluhan rudal ke Israel Utara, kata laporan, menambahkan bahwa moto itu adalah untuk menguras pencegat Iron Dome yang banyak dipuji di negara Yahudi itu.
Sirene meraung selama insiden itu, dipicu oleh peluncuran roket dan puing-puing yang jatuh dari upaya intersepsi.
Kelompok militan Lebanon telah mengaku bertanggung jawab atas serangan roket di Galilea Panhandle, menurut Times of Israel.
Hizbullah, dalam sebuah pernyataan, mengatakan bahwa roket Katyusha menargetkan posisi artileri IDF.
Namun, tidak ada korban jiwa atau cedera yang dilaporkan sampai sekarang.
Perkembangan ini terjadi di tengah ketegangan Israel-Iran setelah serangan Israel terhadap kedutaan Iran di Suriah, yang mendapat tanggapan keras dari Teheran.
Pasukan Pertahanan Israel dilaporkan mengatakan bahwa hampir 40 roket diluncurkan dari Lebanon menuju Israel utara. Beberapa roket ini, menurut IDF, berhasil dicegat. Namun, beberapa lainnya mendarat di daerah terbuka atau jatuh di wilayah Lebanon.
Sebelum ini, IDF telah mengumumkan bahwa pertahanan udara mereka telah menggagalkan dua pesawat tak berawak yang membawa bahan peledak yang diluncurkan oleh Hizbullah ke Israel utara.
IDF mengklaim telah menghantam bangunan yang digunakan oleh kelompok militan di Ayta ash-Shab, Lebanon selatan, sesuai laporan.
Ancaman serangan Iran terhadap Israel
Berbicara tentang ancaman serangan Iran terhadap Israel, Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan bahwa penilaian telah dilakukan.
"Kami mengadakan penilaian bersama terhadap situasi, untuk memastikan bahwa koordinasi kami ketat," kata Hagari tentang koordinasi dengan kepala Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) Jenderal Michael Erik Kurilla.
Sejauh menyangkut pembaruan untuk warga sipil, Hagari mengatakan, "Jika ada perubahan, kami akan segera memperbarui (publik)."
"Kami telah berperang selama enam bulan terakhir, dan kami telah menangani semua ancaman yang ada. Pertahanan kami siap, dan tahu bagaimana menangani setiap ancaman secara individual. Kami juga siap menyerang, dengan berbagai kemampuan, untuk melindungi warga Israel," tambahnya.
(***)